Jumat, 13/07/2018

MAN Tarakan Gunakan Masjid untuk Ruang Kelas

Jumat, 13/07/2018

TIDAK ADA PILIHAN: MAN Tarakan terpaksa gunakan bangunan masjid yang berada disekitar lingkungan mereka untuk digunakan sebagai kelas tambahan

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

MAN Tarakan Gunakan Masjid untuk Ruang Kelas

Jumat, 13/07/2018

logo

TIDAK ADA PILIHAN: MAN Tarakan terpaksa gunakan bangunan masjid yang berada disekitar lingkungan mereka untuk digunakan sebagai kelas tambahan

TARAKAN – Antusias orangtua untuk menyekolahkan anaknya di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tarakan pada tahun ajaran 2018/2019 membuat pihak sekolah memanfaatkan masjid sebagai tambahan ruang belajar. 

Tahun ini MAN hanya mengalokasikan 4 rombongan belajar (rombel) dengan jumlah peserta didik mencapai 144 orang, dengan jumlah rombel 36 peserta didik. Pada tahapan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) MAN diawali dengan penerimaan jalur khusus, di antaranya hafal Alquran minimal 2 juz, rangking 1-5 langsung diterima.

Untuk jalur khusus sudah ada 20 orang, sehingga kuota 144 dikurangi 20 tinggal 124. Dari jumlah 124 ini kembali di peruntukkan jalur keluarga miskin dengan kuota 6 orang, luar daerah 6 orang, dan yang berprestasi non akademik 6 orang, selebihnya regular murni.

“Kita ada juknis sendiri dari Kementerian Agama, sehingga tidak sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 88 kuota ini banyak yang diperbutkan dan sudah ada yang menempati, tetapi masih banyak ornag tua siswa yang tetap ingin menyekolahkan anaknya di sini, sehingga berdasarkan hasil rapat bersama Kemenag Tarakan dan komite sekolah akhirnya di tambah satu kelas,” terang kepala sekolah MAN Tarakan, Said Mihdar Said Hady, Kamis (12/7)

Karena ruang kelas yang sangat terbatas, sehingga satu kelas tambahan ini memanfaatkan masjid Al Muharram yang kebetulan berada tepat didepan sekolah. Tempat ibdah ini bukan milik MAN melainkan Pertamina, tetapi berdasarkan koordinasi diperbolehkan.

“Terpaksa kita menggunakan bangunan masjid lama Al- Muharram, nah satu kelas tambahan ini masih akan melakukan rapat bersama wali murid, komite sekolah, dan MAN untuk menentukan kelengkapan meubelernya bagaimana, karena belum ada sama sekali,” terangnya.

Ditambahkan Said Hady, bahwa muebeler ini harus disiapkan oleh wali murid karena kelas tambahan ini permintaan, dan MAN mencoba memberikan solusi dengan memberikan usulan pembahan kelas. Disinggung soal tenga guru, Said mengaku tidak ada masalah karena guru yang ada masih bisa mengajar.

“Kelas baru ini sebenarnya dibagi dua, karena mulai tahun ini antara siswa perempuan dan laki-laki kita pisahkan. Jadi kelas baru ini ada kelas perempuan yang jumlahnya 30 siswi, dan kelas laki-laki dengan jumlah siswa mencapai 30 anak. Kalau yang kelas 11 dan 12 masih campur, satu kelas masih ada laki-laki dan perempuanya. Ini kebijakan MAN dan sudah disetujui oleh Kemenag,” bebernya.

Awalnya, ada yang mengharapkan adanya dua shift untuk di MAN tetapi tidak menungkinkan karena satu shift dimulai pukul 7.15 – 14.30 wita sehingga tidak memungkinkan jika harus membuka dua shift. (yan)

MAN Tarakan Gunakan Masjid untuk Ruang Kelas

Jumat, 13/07/2018

TIDAK ADA PILIHAN: MAN Tarakan terpaksa gunakan bangunan masjid yang berada disekitar lingkungan mereka untuk digunakan sebagai kelas tambahan

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.