Rabu, 01/08/2018

Petani Malinau Terapkan Pupuk Organik

Rabu, 01/08/2018

GEDUNG : UPTD Dinas Pertanian Laboratorium dan Sarana Produksi Pupuk Organik Hayati (POH) yang menyediakan beragam pupuk untuk jenis tanaman. ( Sulaiman/Koran Kaltara )

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Petani Malinau Terapkan Pupuk Organik

Rabu, 01/08/2018

logo

GEDUNG : UPTD Dinas Pertanian Laboratorium dan Sarana Produksi Pupuk Organik Hayati (POH) yang menyediakan beragam pupuk untuk jenis tanaman. ( Sulaiman/Koran Kaltara )

MALINAU – Sejak UPTD Laboratorium dan Sarana Produksi Pupuk Organik Hayati milik Dinas Pertanian Kabupaten Malinau berdiri, masyarakat yang mayoritas petani sering menggunakan pupuk organik hayati. 

Kepala Dinas Pertanian Malinau Kristian Muned mengatakan, sejak berdirinya laboratorium tersebut, animo petani menggunakan pupuk organik hayati di Malinau cukup tinggi.

“Memang sejak 2014 lalu, kita mengarahkan para petani itu menggunakan pupuk organik ini,” kata Kristian kepada Koran Kaltara, Selasa (31/7). 

Lebih lanjut, kata Kristian, bahwa pupuk organik memiliki keunggulan memperbaiki tanaman para petani.

“Kalau untuk pupuk non organik cenderung tanah lebih kering dan unsur lahar tanahnya cepat habis,” ungkapnya. 

Sedangkan pupuk organik hayati yang diproduksi UPTD, kata dia, lebih banyak menimbulkan bakteri yang bisa mengurai tanah, sehingga lebih subur dibandingkan menggunakan pupuk non organik.

“Bahkan pupuk organik hayati sudah dicoba di beberapa tempat. Salah satunya di perusahaan tambang.  Dan hasilnya cukup bagus serta berhasil,” ungkap dia. 

Kristian menegaskan, POH tersebut memiliki kualitas yang mampu bersaing dengan pupuk organik lainnya di luar daerah.  “Kami yakini pupuk ini bisa bersaing dari segi kualitasnya,” katanya. 

Tak hanya itu,  kata dia, selama berproduksi POH, banyak kalangan petani yang sering menggunakan pupuk tersebut. Hanya saja, dari segi pendataan belum dapat terakomodir. Pasalnya, setiap kali didata, mereka enggan memberikan alamat pasti. 

“Padahal yang kami harapkan itu setiap penjualan pupuk organik ini bisa dipantau dan termonitor bagaimana perkembangannya,” jelasnya. 

Sementara mengenai harga yang dipasarkan, Kristian menegaskan, pihaknya tidak terpatok mengambil keuntungan dari penjualan pupuk tersebut. “Harga pupuk organik terjangkau, kisaran Rp8.200 per liter. Jadi memang agak murah dan tidak mengambil keuntungan, hanya sebatas menganti produksi saja,” terang dia. 

Kristian menambahkan, jenis kemasan POH beragam sesuai dengan literannya. “Tak hanya itu, para petani juga bisa membawa jerigen ke Laboratorium untuk menakarnya sendiri sesuai kebutuhannya,” pungkasnya. (man218)


Petani Malinau Terapkan Pupuk Organik

Rabu, 01/08/2018

GEDUNG : UPTD Dinas Pertanian Laboratorium dan Sarana Produksi Pupuk Organik Hayati (POH) yang menyediakan beragam pupuk untuk jenis tanaman. ( Sulaiman/Koran Kaltara )

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.