Kamis, 02/08/2018

Beras Lokal ‘Diburu’ Warga Tideng Pale

Kamis, 02/08/2018

Pasokan beras luar daerah sudah mencapai Rp 300 ribu perkarungnya, meski pedagang mayoritas memasok beras luar daerah tapi banyak juga masyarakat yang masih memburu beras local. ( Hanifah / koran kaltara )

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Beras Lokal ‘Diburu’ Warga Tideng Pale

Kamis, 02/08/2018

logo

Pasokan beras luar daerah sudah mencapai Rp 300 ribu perkarungnya, meski pedagang mayoritas memasok beras luar daerah tapi banyak juga masyarakat yang masih memburu beras local. ( Hanifah / koran kaltara )

TANA TIDUNG – Harga beras berbagai merek saat ini sudah mencapai Rp 300 ribu perkarungnya untuk isi 20 Kilogram (kg) dan harga ini belum sama sekali beranjak dari harga saat menjelang lebaran Idulfitri lalu. Tak heran beras lokal atau yang merupakan beras giling swadaya petani setempat lebih diminati dan banyak diburu.

Selain harganya lebih murah juga kualitas beras jauh lebih baik dari beras karungan pasokan dari luar daerah lantaran rata-rata pedagang beras masih mengandalkan stok beras dari luar daerah seperti Tarakan, Malinau termasuk Bulungan.

Menurut salah satu petani asal Desa Tideng Pale, Baco pada Rabu (1/8) kemarin menyebut bahwa beras yang dihasilkan petani setempat menjadi buruan dan lebih diminati masyarakat, bahkan mereka tak segan memesan beberapa bulan sebelum panen beras dilakukan, ia yang merupakan petani asal Desa Tideng pale seberang ini mengakui dapat menghasilkan dalam setiap panennya triwulan sekitar 4 ton dan bersihnya sekitar 2,7 ton.

“Kita panen setiap tiga bulan sekali dengan bibit unggulan hasilnya sekitar 4 ton setiap kali panen tapi bersihnya siap jual hanya sekitar 2,7 ton saja tapi ini yang selalu dicari-cari masyarakat karena kata mereka berasnya jauh lebih enak ketimbang beras karungan sedangkan harganya juga dianggap lebih murah,” bebernya.

Ia bersyukur beras lokal masih diminati sehingga menjadi motivasi bagi petani untuk terus menghasilkan kendati beberapa bulan yang lalu dirinya bersama petani asal Desa Tidneg pale seberang ini alami gagal panen  tapi hal tersebut dianggapnya sebagai peringatan bagi petani untuk lebih waspada terhadap hama dan lebih intensif lagi terhadap tanaman yang mereka tanam sehingga hasil panen bisa maksimal 80 – 100 persen sesuai dengan harapan mereka.

“Kalau sudah gagal panen seperti yang kami alami hanya sekitar satu petak dimana hasilnya hanya cukup untuk kami makan sendiri saja, tidak bisa lagi dijual karena hasilnya hanya beberapa karung saja, tapi ini sebagaia peringatan supaya kami lebih berhati-hati terhadap serangan hama yang bisa saja terjadi kapan saja, akibat dari kejadian ini kami lebih intensif memperhatikan, mengawasi tanaman kami supaya tidak mengalami kegagalan panen lagi,” ujarnya lagi.

Untuk beras lokal dengan kualitas baik hanya ditaksir dengan harga Rp 13 ribu sampai Rp 15 ribu saja sedangkan untuk stok beras karungan dari luar daerah jauh lebih mahal, dengan 20 Kg takaran terkadang kurang dari itu dipatok dengan harga Rp 300 ribu, padahal seringkali kualitas berasnya dipertanyakan, berbeda dengan beras lokal meski maksimal harganya Rp 15 ribu tapi dianggap berasnya enak, harum dan sangat bersih.

“Banyak kata pelanggan beras lokal lebih alami tanpa bahan pengawet jadi lebih aman, lebih bersih, lebih harum jadi kita akan terus memproduksi beras lebih banyak lagi, semoga panen kedepan tidak terjadi gagal panen yang akan merugikan kami, rugi waktu, rugi tenaga sampai rugi materi selama proses penanaman sampai waktunya panen,” paparnya.

Animo masyarakat membeli beras lokal biasanya terlihat dengan banyaknya masyarakat langsung menuju tempat penggilingan beras dengan harapan akan mendapatkan beras kualitas baik dengan harga standar pula. (ifa) 


Beras Lokal ‘Diburu’ Warga Tideng Pale

Kamis, 02/08/2018

Pasokan beras luar daerah sudah mencapai Rp 300 ribu perkarungnya, meski pedagang mayoritas memasok beras luar daerah tapi banyak juga masyarakat yang masih memburu beras local. ( Hanifah / koran kaltara )

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.