Rabu, 08/08/2018

Pertambangan Dominasi Perekonomian Malinau

Rabu, 08/08/2018

EMAS HITAM: Tampak batu bara yang diproduksi oleh salah satu perusahaan di Kecamatan Malinau Kota, Kabupaten Malinau. ( Sulaiman/Koran Kaltara )

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Pertambangan Dominasi Perekonomian Malinau

Rabu, 08/08/2018

logo

EMAS HITAM: Tampak batu bara yang diproduksi oleh salah satu perusahaan di Kecamatan Malinau Kota, Kabupaten Malinau. ( Sulaiman/Koran Kaltara )

MALINAU – Badan Pusat Statistik Kabupaten Malinau mencatat pertumbuhan perekonomian di Malinau mulai membaik. Sebab, ada peningkatan produksi dari sektor pertambangan. 

“Saat ini sudah cukup membaik dan lumayan tinggi dari pertumbuhan ekonomi yang di Malinau. Ini didukung peningkatan produksi dan harga di tambang batu bara,” ungkap Kepala BPS MalinauSlamet Romelan kepada Koran Kaltara, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (7/8). 

Menurut dia, produksi dan harga tambang batu bara kini mencapai 9 persen. “Tapi dilihat dari secara keseluruhan di dalam tambang batu bara itu, ada produksi dan lainnya sebagai di sekitaran 7 persen. Nah, berbeda di tahun sebelumnya batu bara di Malinau ini minus,” terangnya. 

Dia menyampaikan, bahwa pertumbuhan perekonomian di Malinau masih didominasi tambang batu bara yang beroperasi di Kabupaten Malinau.  “Jadi sekitar 48 atau 50 persen itu   di dominasi tambang batu bara,” katanya. 

Karena itu, kata Slamet, apabila nilai harga batu bara terguncang di pasaran dunia, maka akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Malinau. 

“Kalau mengalami guncangan atau penurunan harga tentu secara langsung akan dirasakan dampaknya,” katanya. 

Meski begitu, lanjut dia, hasil dari usaha tambang batu bara tersebut juga belum bisa dirasakan masyarakat Kabupaten malinau. 

“Memang dari sisi penambahan nilai sektor ekonomi batu bara mendukung. Tetapi, kalau diteliti lebih jauh lagi tentu tidak seratus persen digulirkan terhadap perekonomian di Malinau,” jelasnya. 

Slamet mencontohkan tenaga kerja atau karyawan yang bekerja di tambang batu bara tersebut yang notabene sebagai imigrasi atau bukan pekerja lokal. 

“Artinya, karyawan di tambang batu bara bukan asli Malinau, tapi dari luar daerah seperti KTT, Tarakan, Bulungan bahkan dari luar Kaltara. Sehingga secara otomatis gaji dari tambang itu tidak seratus persen dibelanjakan di Malinau. Jadi meski porsi pertumbuhan ekonomi didukung batu bara tapi masuknya ke Malinau lebih kecil,” ungkapnya. 

Selain dari karyawan, kata Slamet, dari segi pajak pertambangan yang saat ini sedang dikelola tingkat Provinsi yang nanti akan dibagi kepada setiap daerah-daerah. 

“Walaupun dikembalikan ke daerah (Malinau) tapi dampaknya masih relatif kecil,” ujarnya. 

Selain hasil pajak daerah, ucap Slamet, masih banyak kendaraan-kendaraan roda empat ataupun alat berat di sektor pertambangan di Malinau ini masih  plat luar daerah. 

“Kami menilai masih banyak plat kendaraan bermotor yang dimiliki setiap perusahaan tambang batu bara bukan plat dari Malinau. Jadi sebagian besar pajaknya tidak masuk di Malinau, melainkan pajaknya masuk di daerah asal kendaraan itu,” ungkapnya. 

Dari segi sektor non pertambangan, Slamet mengungkapkan untuk pertumbuhan ekonomi cukup naik, meski tidak sama dengan sektor pertambangan. 

“Dari sektor 16 kategori seperti pertanian, industri, konstruksi, informasi komunikasi dan jasa keuangan serta lainnya cukup mengalami kenaikan diatas 3 persen,” pungkasnya. (man218)


Pertambangan Dominasi Perekonomian Malinau

Rabu, 08/08/2018

EMAS HITAM: Tampak batu bara yang diproduksi oleh salah satu perusahaan di Kecamatan Malinau Kota, Kabupaten Malinau. ( Sulaiman/Koran Kaltara )

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.