Selasa, 21/08/2018

Usaha Minyak Kayu Putih Khas Tarakan Terseok-seok

Selasa, 21/08/2018

Pabrik minyak kayu putih milik dinas kehutanan yang berada di kampung satu ini terlihat tidak berproduksi karena minim nya anggaran dan sulitnya mengembalikan modal

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Usaha Minyak Kayu Putih Khas Tarakan Terseok-seok

Selasa, 21/08/2018

logo

Pabrik minyak kayu putih milik dinas kehutanan yang berada di kampung satu ini terlihat tidak berproduksi karena minim nya anggaran dan sulitnya mengembalikan modal

TARAKAN – Unit usaha produk minyak kayu putih cap Kenawai yang diproduksi Dinas Kehutanan tersendat. Minimnya jumlah produksi serta membuat pengelola kesulitan dalam mengembalikan modal. Mendatangkan mesin suling daun dengan kapasitas 1 ton sekali produksi menjadi rencana selanjutnya.

“Untuk saat ini, produksi terkendala masalah anggaran sehingga tidak bisa melakukan produksi setiap saat. Saat dibutuhkan saja baru kita lakukan penyulingan, karena untuk melakukan produksi harus menunggu uang hasil penjualan terkumpul,” ungkap Kepala Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelola Hutan (UPT KPH) Tarakan yang berada di bawah kendali Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara, Diro Pagiling, Jumat (17/8) pekan lalu.

Lebih lanjut dikatakan Diro, terkadang hasil penjualan minyak kayu putih kemasan dengan cap burung Kenawai ini tidak sesuai dengan besaran biaya produksi. Sehingga tidak ada keuntungan sama sekali.

“Mesin yang kita miliki yang berada di Kampung Satu sebelah kantor pemadam kebarakan itu hanya 300 kilogram daun, setelah dilakukan penyulingan setidaknya dapat menghasilkan minyak kayu putih sebanyak 1,5 liter saja. Sedikit saja memang, karena belum bisa produksi banyak dan penjualan yang kita lakukan sudah dalam bentuk kemasan botol berbagai ukuran,” bebernya.

Penjualan yang lambat membuat uang yang didapat juga lambat sehingga modal yang kembali berjalan cukup lama, diperkirakan jika sudah mampu memproduksi hingga 1 ton, Diro mengaku pihaknya akan menjual dalam bentuk curah atau literan.

“Kita akan membangun kerja sama dengan investor untuk membeli minyak produksi kami dan silakan mereka mengemas kembali untuk dijual. Mesin yang kita miliki saat ini kapasitanya kecil, tetapi biaya operasionalnya besar dari pada hasilnya,” ucapnya.

Kalau untuk bahan baku, dipastikan Tarakan memiliki cadangan yang cukup banyak. Sedangkan untuk merek dagang yang telah mendapatkan izin adalah cap burung Kenawai atau burung warna putih yang sering terlihat di tambak.

“Hasil produksi kita dijual ke apotik-apotik dan gerai oleh-oleh milik pemerintah kota maupun provinsi, nantinya pabrik minyak kayu putih ini akan dikelola oleh kelompok tani supaya bisa menguntungkan bagi anggotanya. Nantinya kelompok tani bisa menjual secara curah kepada investor untuk dikemas kembali menjadi produk khas Tarakan,” pungkasnya. (yan)

Usaha Minyak Kayu Putih Khas Tarakan Terseok-seok

Selasa, 21/08/2018

Pabrik minyak kayu putih milik dinas kehutanan yang berada di kampung satu ini terlihat tidak berproduksi karena minim nya anggaran dan sulitnya mengembalikan modal

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.