Senin, 24/09/2018

Harga Elpiji Melon di Tana Tidung Capai Rp 60 Ribu

Senin, 24/09/2018

Pasokan gas elpiji di Kecamatan Tana Lia beberapa waktu yang lalu ( dokumentasi )

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Harga Elpiji Melon di Tana Tidung Capai Rp 60 Ribu

Senin, 24/09/2018

logo

Pasokan gas elpiji di Kecamatan Tana Lia beberapa waktu yang lalu ( dokumentasi )

TANA TIDUNG – Harga gas elpiji melon diatas standar Harga Eceran Tertinggi (HET) di Kabupaten Tana Tidung (KTT) sebesar Rp 27 ribu pertabung. Sebagian pengecer mengaku, bahwa stok elpiji subsidi tersebut diambil dari Tarakan, sehingga harga jual beragam mulai dari Rp 35 ribu sampai Rp 60 ribu pertabungnya.

Hal ini membuat warga mengeluh, sebab harga tersebut dianggap sangat membebankan warga yang membelinya apalagi elpiji melon memang diperuntukkan bagi warga yang kurang mampu perekonomiannya.

Salah satu pengecer, Ramli asal Desa Tanah Merah, Kecamatan Tana Lia pada Sabtu (22/9) lalu mengatakan bahwa ia harus mengambil pasokan dari Tarakan, karena permintaan akan elpiji ini sangat tinggi kendati ia harus menanggung biaya transportasi dan ongkos buruh yang membuat ia harus menjual elpiji dengan harga mencapai Rp 60 ribu pertabungnya.

“Saya tahu banyak juga warga yang mengeluh terkait mahalnya harga elpiji yang dijual pengecer tetapi kami sendiri mengalami kendala dalam memasok elpiji melon ini, kalau lancar-lancar saja mungkin kami akan menjual dengan harga yang tidak terlalu tinggi dari HET yang sudah dijual pangkalan, akan tetapi kami menjual Rp 60 ribu karena juga keadaan mengambil pasokan langsung dari Tarakan,” urainya.

Tingginya biaya transportasi dan biaya angkut agar tabung-tabung ini sampai ke tangan konsumen, ia harus berkorban membayar berbagai beban biaya supaya dapat memenuhi kebutuhan pembeli, mengenai elpiji hanya bagi warga tak mampu menurutnya untuk di Kecamatan Tana Lia karena konversi minyak tanah (mitan) ke penggunaan gas membuat mitan sulit didapatkan membuat hamapir seluruh warga yang ada menggunakan elpiji.

“Hanya elpiji melon yang terjangkau, bukan hanya untuk warga tak mampu saja sebab pemilik warung makan membeli juga di pengecer, karena mereka mengakui membeli mita sudah sulit, saya sendiri mau memasok mitan juga tidak bisa,” tambahnya.

Terkait tingginya harga elpiji melon di Kecamatan Tana Lia mencapai Rp 60 ribu pertabungnya sempat ditelusuri oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM melalui Kepala Seksi (Kasi) Perlindungan Konsumen, Andi Burhan belum lama ini menjelaskan bahwa berdasarkan hasil penelusuran pihaknya diketahui bahwa penjualan dengan harga tersebut diperoleh karena pasokan diambil langsung dari Tarakan.

“Kalau diambil dari pasokan penjualan yang disiapkan di Bumdes tidak mungkin mereka menjual dengan harga tinggi seperti itu, ternyata pasokan di Bumdes habis dan mereka pun mengambil pasokan di Tarakan, karena tingginya biaya yang harus mereka tanggung supaya barang sampai di tangan akhirnya penjualan mahal, kami telusuri sebab tidak mau sampai ada penjual elpiji menjual dengan harga seenaknya begitu pula pemasok yang sudah kami percayakan kalau memang ada permainan dibalik ini semua akan kami sanksi tegas itu pasti,” pungkasnya. (ifa)

Harga Elpiji Melon di Tana Tidung Capai Rp 60 Ribu

Senin, 24/09/2018

Pasokan gas elpiji di Kecamatan Tana Lia beberapa waktu yang lalu ( dokumentasi )

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.