Senin, 24/12/2018

Warga Keluhkan Harga Barang Di KTT Lebih Mahal Ketimbang Malinau

Senin, 24/12/2018

BURUH PANGGUL BERAS : Aktivitas buruh panggul beras di pelabuhan.Upah buruh dianggap menjadi penyebab harga barang di pasaran ktt mahal ( (Dokumentasi hanifah/kk) )

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Warga Keluhkan Harga Barang Di KTT Lebih Mahal Ketimbang Malinau

Senin, 24/12/2018

logo

BURUH PANGGUL BERAS : Aktivitas buruh panggul beras di pelabuhan.Upah buruh dianggap menjadi penyebab harga barang di pasaran ktt mahal ( (Dokumentasi hanifah/kk) )

TANA TIDUNG – Harga barang yang beredar di pasaran Kabupaten Tana Tidung (KTT) cukup mahal jika dibandingkan dengan harga yang ada di Malinau, padahal bila melihat jarak tempuh dari Tarakan menuju KTT ataupun dari Tarakan ke Malinau justru lebih jauh lagi Malinau akan tetapi banyak warga KTT yang berbondong-bondong berbelanja ke Malinau sebagai kabupaten tetangga, hampir merata harga di KTT terbilang dua kali lipat dari harga yang ada di daerah lainnya.

“Perbandingan cukup jauh padahal kalau dilihat jaraknya dari Tarakan , lebih jauh lagi Malinau tapi mengapa harga disini (KTT, Red) lebih mahal, berarti pedagangnya yang keterlaluan mengambil keuntungan lebih banyak, apa mungkin karena orang KTT banyak uangnya makanya biar harga mahal, warganya santai saja berbelanja, tapi kalau perbandingan harganya tinggi lebih baik belanja ke Malinau saja,” ujar Lina, salah satu warga Desa Tideng Pale, Kecamatan Sesayap pada Minggu (23/12) kemarin.

Diakuinya, perbandingan harga 1 item barang saja mencapai puluhan ribu rupiah, dengan hanya berbekal kendaraan pribadi (roda dua) mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) 5 liter saja sudah cukup mencapai kabupaten sebelah tersebut, tak heran untuk belanja bulanan saja biasanya warga KTT langsung pergi kesana dengan harapan dapat membawa barang belanjaan yang banyak walau dengan uang yang minim.

“Kalau belanja bulanan disini, jangan harap bisa belanja banyak dengan uang dibawah Rp 1 juta, minimal harus mempersiapkan hampir Rp 2 juta untuk belanja beras, minyak goreng, gula dan lainnya tapi kalau berbelanja di Malinau, barang belanjaan bisa penuh dengan uang segitu, heran ya padahal jaraknya lebih jauh lagi Malinau tapi mengapa harga KTT mencekik, akhir tahun bukannya harga turun tapi makin naik, berbeda sama Malinau akhir tahun malahan obral (cuci gudang,” tambahnya.

Terkait hal tersebut, menurut Murni, salah satu pedagang yang ada di Pasar Induk Imbayud Taka, Desa Tideng Pale mengatakan, harga yang cukup tinggi ditenggarai dengan tingginya upah buruh yang diberlakukan para buruh di Pelabuhan Tideng Pale, Kecamatan Sesayap dan ini belum termasuk ongkos transportasi dimana acapkali pedagang harus berbayar double (ganda) dari Pelabuhan SDF, Tarakan menuju Pelabuhan Tideng Pale begitu pula dengan upah buruh sehingga pedagang pun harus membayar ratusan ribu rupiah untuk berat barang yang tidak seberapa.

“Untuk 1 barang saja biasa kami harus membayar Rp 50 ribu dan ini belum termasuk ongkos lainnya, bagaimana kami mau menjual murah, makanya kami pedagang disini juga mengambil stok barang dari Malinau dengan harapan bisa menjual lebih murah, sampai saat ini kami masih bingung menjual barang yang semakin hari semakin mahal saja apalagi pada akhir tahun seperti sekarang ini, kami pedagang sendiri berharap kepada pemerintah agar upah buruh dan ongkos transportasi bisa ditertibkan supaya harga tidak ada tarif jelas dan akhirnya kami yang harus menjual barang dengan harga mahal,” pintanya. (ifa)


Warga Keluhkan Harga Barang Di KTT Lebih Mahal Ketimbang Malinau

Senin, 24/12/2018

BURUH PANGGUL BERAS : Aktivitas buruh panggul beras di pelabuhan.Upah buruh dianggap menjadi penyebab harga barang di pasaran ktt mahal ( (Dokumentasi hanifah/kk) )

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.