Sabtu, 19/05/2018
Sabtu, 19/05/2018
Ilustrasi / Merdeka.com
Sabtu, 19/05/2018
Ilustrasi / Merdeka.com
SANGATTA – Memasuki musim kemarau dan kekeringan di Kutim yang diperkirakan akan melanda pada pertengahan tahun 2018, ternyata sudah mulai dirasakan di Kutim. Ketakutan dan rawan terjadinya kebakaran Hutan menjadi PR untuk pemerintah dan masyarakat untuk menjaga Kutim agar lebih aman.
Dandim 0909/Sgt, Letkol Inf, Kamil Bahren Pasha mengatakan, titik api yang terbilang berpotensi dan sangat diwaspadai banyak berada di tiga kecamatan, seperti Kecamatan Muara Wahau, Muara Bengkal dan Kecamatan Sangatta Utara.
“Beberapa waktu lalu sempat memanas, menimbulkan api yang besar. Disana ada sebanyak 16 titik, tapi syukur saja bisa cepat dipadamkan,” kata Kamil, saat ditemui belum lama ini. Menurutnya, sejumlah kecamatan di Kutim sangat rentan mengalami kebakaran hutan, sebab memang masih banyak memiliki hutan.
Beberapa hari lalu di daerah Muara Wahau sempat terjadi kebakaran lahan. Beruntung api sempat dipadamkan, namun hal tersebut tetap menjadi kewaspadaan. Sebab terjadinya kebakaran lahan di sebabkan adanya pemembukan lahan. Dan hal seperti ini cukup berakibat fatal, karena Indonesia telah dicap menjadi wilayah pengirim asap terbesar ke negara tetangga.
“Pekan lalu titik api yang timbul bukan hanya karena faktor alam, tetapi juga karena ulah manusia. Terutama perluasan lahan, masyarakat yang awalnya ingin membakar lahan hanya satu hektar. Tetapi ternyata menyebar, kemudian meluas menjadi empat hektar karena tidak dipantau, sehingga menyebabkan kebakaran hutan besar. Kami berupaya mencegah, jangan sampai kita terus diberi gelar negara yang merugikan negara terdekat,” ujarnya. (yul1116)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.