Selasa, 15/08/2017

Tak ada Judi dalam Botor Buyakng

Selasa, 15/08/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Tak ada Judi dalam Botor Buyakng

Selasa, 15/08/2017

SENDAWAR – Ketua Presidium  Dewan Adat (PDA) Kutai Barat (Kubar), Yustinus Dullah membantah terhadap indikasi atau tuduhan selama ini oleh sejumlah pihak bahwa dalam acara dan upacara adat oleh masyarakat adat di Kubar terdapat perjudian.

Dia menjelaskan dalam acara dan upacara adat masyarakat adat di Kubar yang ada hanyalah Botor Buyakng, yang telah tercantum dalam Buku Putih adat Kubar. “Perlu diketahui yang ada dalam acara dan upacara adat oleh masyarakat adat di Kubar saat acara adat seperti Kenyau, Kuangkai, Gugu Tautn, Beliatn Sentiyu, serta Bawo/Nenakng adalah tradisi adat Botor Buyakng. Tidak ada yang namanya perjudian,” tegas Yustinus Dullah yang bergelar Mangku Jaya Kesuma V kepada Koran Kaltim, Senin (14/8) di Sendawar.

Ia menambahkan, selama ini botor buyakng di dalam acara dan upacara adat tidak pernah meresahkan masyarakat. Karena hal itu merupakan bagian dari tradisi dalam ritual adat yang sudah termaktub dalam buku putih tersebut.  Bahkan kata dia, dengan adanya botor buyakng di dalam setiap acara adat, dapat membangkitkan ekonomi masyarakat. “Botor buyakng tidak pernah meresahkan masyarakat. PDA Kubar tidak akan menutupnya,, Bahkan saat acara adat dalam perlindungan PDA. Penghasilan ekonomi masyarakat bertambah mereka juga dalam botor buyakng menggunakan hasil jerih payah sendiri, tidak mencuri atau menggangu orang lain,” bebernya.

Terkait dengan sejumlah pendapat beberapa pihak bahwa buku putih perlu dijadikan perda adat, Mangku Jaya Kesuma menyebut bahwa buku putih adat merupakan hasil Musyawarah Besar (Mubes) para kepala adat se-Kubar. “Bisa pula diperdakan atau bisa juga tidak. Karena buku putih itu sudah merupakan Perda Mini Adat. Buku Putih adat itu bukan karangan saya, tapi hasil mubes kepala adat se-Kubar mulai kepala adat kampung, kecamatan, hingga kabupaten,” tegasnya.

Untuk diketahui,  buku putih adat merupakan hasil seminar dan lokakarya zona tengah selatan dan utara oleh Presidium Dewan Adat (PDA) Kubar pada 2012 silam.

Sebelumnya, salah seorang tokoh pemuda adat Kubar, Johanes Nuel, mempertanyakan kondisi acara adat seperti Kenyau, Kuangkai, Gugu Tautn, Beliatn Sentiyu, serta Bawo/Nenakng yang diselingi dengan tradisi adat ‘Botor Buyakng’ atau dikenal dengan nama keren ‘Tongkoq’. Karena selama ini terindikasi durasi (waktu)  botor buyakng/lembo lestari  dalam acara adat melebihi durasi yang tertuang dalam buku putih adat. “Sekarang botor buyakng atau tongkoq tenar karena larinya terindikasi ke perjudian menggunakan uang. Sedangkan waktu perizinan acara adat kadang ditambah-tambah pihak panitia,” ujarnya.

Dia menambahkan, dengan botor buyakng, membuat kesakralan acara adat hilang. Padahal jelas-jelas di dalam adat masyarakat turun-temurun, botor buyakng itu tidak menggunakan uang. “Sekarang ini melenceng dari jalur adat. Pelaksanaan botor buyakng atau Tongkoq itu dijadikan sebagai usaha mencari hasil yang indikasinya mengarah ke judi,” tegas dia.(imr)


Tak ada Judi dalam Botor Buyakng

Selasa, 15/08/2017

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.