Kamis, 25/01/2018

Alat Hemodialisa Rusak, Layanan Terancam Stop,Pasien Cuci Darah Ketar-ketir

Kamis, 25/01/2018

ILUSTRASI/NET

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Alat Hemodialisa Rusak, Layanan Terancam Stop,Pasien Cuci Darah Ketar-ketir

Kamis, 25/01/2018

logo

ILUSTRASI/NET

PENAJAM – Masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yang ingin melakukan layanan hemodialisis atau cuci darah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Aji Putri Botung (RAPB) dibuat cemas. Sebab, layanan medis krusial ini terancam terhenti pada Februari mendatang jika pemerintah daerah tidak menganggarkan perbaikan alat medis yang rusak.

Salah satu keluarga pasien yang menjalani pengobatan di RSUD RAPB, Arfah menjelaskan, informasi dari petugas rumah sakit, dua dari lima unit alat hemodialisa mengalami kerusakan pada komponen pompa airnya.

Kini, hanya tiga mesin yang difungsikan dan membuat jam pelayanan diberlakukan pada malam hari. Sebelum ada kerusakan, pelayanan  dilakukan sore hari.

“Pihak rumah sakit disini memberitahukan sekarang hanya satu kali dalam seminggu, mungkin karena alatnya rusak dan saya mengkhawatirkan itu. Sebab selama ini seminggu dua kali, terlebih cuci darah ini tidak boleh terlambat, harus secara rutin,” ungkap Arfah kepada media ini, Rabu (24/1).

Menurutnya, untuk memperbaiki dua komponen alat cuci darah itu, pihak pengelola telah mengajukan anggaran kepada pemerintah daerah. Hingga kini belum mendapatkan respon. 

Pihak RSUD Ratu Putri Aji Botung mengkhawatirkan jika alat tersebut tidak segera diperbaiki maka layanan unit pelayanan cuci darah berhenti pada Februari 2018. 

Dampaknya, pasien harus menjalani pengobatan di RSUD Kanujoso Jatiwibowo, Balikpapan. “Sangat berat jika harus ke Balikpapan lagi, terlebih ongkos transportasi cukup besar, terlebih kondisi fisik istri saya sudah tidak lemah, berbeda dengan sebelum-sebelumnya yang masih memungkinkan untuk pulang balik Penajam -Balikpapan,” ucapnya.

Pasien yang menjalani cuci darah di RSUD Kabupaten PPU itu mencapai 23 orang. Hal ini sangat membutuhkan perhatian pemerintah. 

“Pada dasarnya pasien Hemodialisis adalah berjuang dengan sakaratul maut, sedangkan kondisi fisik dan biaya kami sudah tidak mampu, kami sifatnya tidak mengancam, namun hanya memohon kebijaksanaan pemerintah untuk memperhatikan keluhan kami,” harapnya. (wn1017)


Alat Hemodialisa Rusak, Layanan Terancam Stop,Pasien Cuci Darah Ketar-ketir

Kamis, 25/01/2018

ILUSTRASI/NET

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.