Senin, 19/02/2018
Senin, 19/02/2018
Salah satu ruangan yang retak di IGD RSU AWS Samarinda.
Senin, 19/02/2018
Salah satu ruangan yang retak di IGD RSU AWS Samarinda.
SAMARINDA - Retaknya dinding gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum (RSU) Abdul Wahab Syahranie (AWS) Samarinda sempat mengundang perhatian masyarakat. Bagaimana tidak, rumah sakit pelat merah tersebut, menjadi rujukan utama bagi semua masyarakat Kaltim dari 10 kabupaten/kota di Kaltim. Ditanya mengenai hal tersebut, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Samarinda melalui Kasi Promosi Kesehatan (Promkes) Deasy Evriyanti mengatakan RSU AWS bukan dalam wewenangnya.
“Itu kewenangannya di Dinas Kesehatan Provinsi, kalau RS IA Moeis baru di DKK Samarinda,” ujar Deast kepada Koran Kaltim Minggu (18/2) kemarin.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kaltim Andi M Ishak saat dikonfirmasi Koran Kaltim melalui sambungan telpon, tak memberikan respon. Sebelumnya Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum (RSU) Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda Kalimantan Timur, dr Rachim Dinata memastikan retakan yang terjadi di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU AWS, tak membahayakan pasien.
Rachim menyebut, retakan tersebut bukan yang pertama kali terjadi di rumah sakit pelat merah tersebut.
“Saya lagi nunggu dari Dinas PUPR sama Kementerian Pekerjaan Umum, sampai tadi malam tidak ada retakan yang bertambah lagi. Cuma saya tetap mau dari PU melihat untuk di audit sebentar. Tapi yang jelas itu bukan bagian penting dari konstruksi, itu cuma dinding biasa, dan bukan bagian pilarnya,” ujarnya dikonfirmasi melalui telepon selulernya Sabtu (17/2) pagi.
Ia menjelaskan, bangunan IGD tersebut, dibangun pada medio tahun 1999-2000, maka dari itu kemungkinan adanya penurunan pada tiang pancang sangat mungkin terjadi. Apalagi, tanah di Samarinda yang cenderung tidak solid.
“Ini bukan kejadian pertama, di bagian farmasi belakang juga pernah, tapi ya memang bukan di pilarnya. Jadi kita perbiaki aja,” paparnya.
Sementara mengenai evakuasi pasien yang dilakukan pihak rumah sakit, Rachim memastikan hal tersebut dilakukan semata sesuai dengan prosedur keselamatan rumah sakit.
Begitu juga dengan pelayanan di IGD, ia mengatakan, retakan yang terjadi tak mengganggu pelayanan di RSU AWS, secara umum.
“Pasein tidak apa-apa. Kan aman. Prosedurnya kalau ada sesuatu kita amankan dulu. Pasien waktu di IGD, makanya solusinya pindah ke atas dulu. Kita punya 26 kamar operasi. Jadi yang 4 di IGD kita tutup dulu. Yang penting pasien yang ada di IGD aman dululah. Kalau pelayanan rumah sakit tidak terganggu,” tukasnya.
Siang ini, lanjut dia pihaknya masih menunggu audit yang akan dilakukan oleh tim dari Kementerian Pekerjaan Umum. “Setelah audit menyatakan bahwa itu sudah aman, retakan itu bisa diperbaiki. Yang penting pilarnya sampa hari ini tadi diperiksa kontraktor kelihatan bagus. Tapi kita tetap tunggu dari PU,” tandasnya. (rs)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.