SENDAWAR - Akses jalan poros dari Ibukota Kecamatan Muara Pahu ke jalur Trans Kaltim saat ini mengalami kerusakan parah. Badan jalan berupa tanah dan belum ada pengerasan berubah seperti bubur saat musim hujan ini.

Sejumlah warga Kecamatan Muara Pahu mengharapkan Pemkab Kubar, DPRD, serta Pemprov Kaltim tanggap dengan kondisi akses yang merupakan urat nadi ekonomi masyarakat dua kecamatan tersebut.

“Hancur parah menjadi bubur lumpur saat ini. Bahkan untuk kendaraan roda dua (sepeda motor) saja sudah tidak bisa melintas saat musim hujan sekarang ini,” kata Umar Dhany (45) warga Muara Pahu, diamini warga lainnya.

Senada dipaparkan Dedi (50). Kata dia, setiap hari anak sekolah juga harus melintas di akses jalan rusak itu. “Rusak parah, kami harus mengadu kepada siapa lagi? Kami berharap DPRD dan Pemkab Kubar, juga DPRD Kaltim serta Pemprov Kaltim tanggap dengan kondisi kerusakan jalan ini. Jalan poros itu adalah tempat kami bergantung kehidupan ekonomi,” tandasnya.

Ketua DPRD Kubar Jackson John Tawi membenarkan kondisi jalan tersebut. Menurutnya, pihak DPRD Kubar telah melakukan peninjauan lapangan. “Sudah ada anggarannya, DPRD bersama Pemkab Kubar melakukan peminjaman dana dari pusat. Saat ini hingga Agustus mendatang sedang dalam lelang proyek pengerasan dan semenisasi akses di Kecamatan Muara Pahu itu,” urainya kepada harian ini.

John Tawi meminta masyarakat bersabar.Sekarang ini sedang dilakukan pengurusan amdal dan FS proyek itu. Akan dikerjakan paling lambat penghujung tahun ini.

“Kami DPRD dan Pemkab Kubar telah berjuang, dan segera dikeraskan. Tidak ada pembiaran, kita akan bangun secara adil masyarakat 16 kecamatan se-Kubar. Termasuk akses penghubung Ibukota Kecamatan Muara Pahu ke poros Trans Kaltim yang menghubungkan ke Ibukota Sendawar. Kami minta para tokoh masyarakat dan Muspika Muara Pahu bisa bersabar dengan perjuangan ini,” tandasnya.

Camat Muara Pahu, Hamdi juga mengakui hal itu. Kerusakan parah pada jalan itu sepanjang 22 kilometer. “Rusak parah nyaris tidak bisa dilintasi kendaraan. Akses itu merupakan urat nadi ekonomi masyarakat dua kecamatan, yakni Muara Pahu dan Penyinggahan yang berpenduduk total mencapai 16 ribu jiwa. Kami berharap pemerintah baik daerah, maupun provinsi menanggapi kondisi ini,” katanya di ujung telepon.

Hamdi berkisah bahwa selama bertahun-tahun jika ada warga yang sakit atau hendak bersalin,  terpaksa harus menggunakan transportasi sungai menuju RSUD HIS di Kota Sendawar. “”Hasil pertanian dan perikanan nelayan tidak bisa berharga tinggi karena akses jalan dari Kecamatan Muara Pahu rusak parah. Kami berharap agar segera ada bantuan dari daerah dan provinsi untuk segera memperbaiki jalan itu,” ungkapnya.

“Beberapa pekan terakhir, ada bantuan material batu dari PT GBPC untuk menimbun beberapa kubangan lumpur di jalan itu. Kami melakukan gotong-royong bersama sejumlah pengusaha dan juga masyarakat di Muara Pahu untuk mengangkut material itu. Tapi hanya seadanya, karena tidak ada alat berat,” pungkasnya. (imr)