Selasa, 10/07/2018

Ribuan Ekor Ikan Mati di Sungai Tuang, Siluq Ngurai

Selasa, 10/07/2018

TERCEMAR : Tampak ratusan ekor ikan mengapung mati, bahkan air Sungai Tuang berubah warna jadi hitam dan berbau menyengat, sudah berlangsung tiga hari.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Ribuan Ekor Ikan Mati di Sungai Tuang, Siluq Ngurai

Selasa, 10/07/2018

logo

TERCEMAR : Tampak ratusan ekor ikan mengapung mati, bahkan air Sungai Tuang berubah warna jadi hitam dan berbau menyengat, sudah berlangsung tiga hari.

SENDAWAR – Sejak Minggu (8/7) lalu, ribuan ekor ikan mengapung dan mati di Sungai Tuang, yang melintasi Kampung Penawang, Tendiq, Kiaq, Betung, Bentas,Muara Kelawit, dan Belusuh, Kecamatan Siluq Ngurai. 

Hingga berita ini diturunkan kondisi tersebut masih berlangsung, ada dugaan kuat dari masyarakat beberapa kampung tersebut, ikan mati karena Sungai Tuang tercemar limbah beracun dari sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit. “Ribuan ekor ikan mengapung dan mati di Sungai Tuang. Kami belum tahu penyebabnya, hasil investigasi lapangan dan laporan masayarakat, kuat dugaan ikan itu mati karena Sungai Tuang tercemar limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dari pabrik penggilingan sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) yang beroperasi di sekitar Sungai Tuang,” jelas Ketua DPC Lembaga Aliansi Indonesia (LAI) Kubar, Noorzain Noren dalam siaran pers yang diterima Koran Kaltim di Sendawar, Senin (9/7) sore.

Terkait hal itu kata Noorzain Noren, pihaknya telah mengirim surat kepada Kementerian Lingkungan Hidup serta Kementerian Perkebunan di Jakarta. Juga kepada DPRD dan Bupati Kubar, agar segera mengambil langkah strategis terkait dugaan limbah B3 yang mencemari Sungai Tuang di Kecamatan Siluq Ngurai. “Kami sudah menyampaikan surat ke DPRD Kubar, dalam waktu dekat akan ada hearing terkait dugaan limbah B3  di Sungai Tuang. Jika dugaan masyarakat terbukti, maka kami minta Dinas Lingkungan Hidup Kubar dan Kaltim mengambil langkah, karena hal itu sangat membahayakan warga,” bebernya.

Terkait hal itu, telah beredar luas di media daring (facebook). Sejumlah warganet mengungkapkan kekesalan terhadap sejumlah perusahaan yang beroperasi di sepanjang aliran Sungai Tuang. “Info dari masyarakat diduga limbah sawit sebagai penyebab mencemari sungai, sehingga ikan mati. Air Sungai Tuang tidak bisa digunakan untuk mandi menyebabkan badan gatal-gatal. #Emergency air bersih,”

tulis akun Hamnian.

Camat Siluq Ngurai, Karlina dihubungi via seluler petang kemarin Koran Kaltim, membenarkan kondisi ribuan ekor ikan mati di Sungai Tuang. 

Menurutnya. hal itu sudah berlangsung sejak Jumat (6/7) lalu hingga Senin (8/7) kemarin. “Benar, ribuan ekor ikan kecil dan besar seperti baung, jelawat, belida, repang, dan jenis ikan besar lainnya juga mati total. Ribuan warga Kecamatan Siluq Ngurai dan Bentian Besar berbondong mengangkut ikan mati yang belum diketahui penyebabnya,” urai Karlina.

Sebagai langkah cepat, Camat Karlina menyebut pihaknya telah mengambil sample (sebagai contoh) air Sungai Tuang untuk dibawa ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kubar untuk diperiksa. 

Dia juga menginstruksikan kepada para petinggi kampung yang berada di sepanjan 

aliran Sungai Tuang dalam wilayah Kecamatan Siluq Ngurai, agar memperkuat laporan pihaknya di kecamatan. “Warga beberapa kampung di pesisir Sungai Tuang masih sangat khawatir. Mereka tidak lagi mengongsumsi air sungai itu, karena keruh berwarna hitam dan berbau menyengat. Warga hanya mengongsumsi air sumur dan air gunung sekitarnya. Kami segera melaporkan kepada Pemkab Kubar agar melalui DLH segera turun kelapangan. Kami belum bisa memastikan apa

penyebab ribuan ekor ikan disungai itu mati massal,” pungkasnya. (imr)


Ribuan Ekor Ikan Mati di Sungai Tuang, Siluq Ngurai

Selasa, 10/07/2018

TERCEMAR : Tampak ratusan ekor ikan mengapung mati, bahkan air Sungai Tuang berubah warna jadi hitam dan berbau menyengat, sudah berlangsung tiga hari.

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.