Kamis, 16/08/2018
Kamis, 16/08/2018
VAKSINASI Seluruh sapi di Kutim yang dijual pedagang sapi musiman diperiksa kesehatannya. ( yuli / korankaltim )
Kamis, 16/08/2018
VAKSINASI Seluruh sapi di Kutim yang dijual pedagang sapi musiman diperiksa kesehatannya. ( yuli / korankaltim )
SANGATTA – Peternak sapi sebaiknya rutin memeriksakan sapi mereka, agar terbebas dari penyakit. Pasalnya beberapa penyakit yang saat ini berkembang, seperti jembrana dan antraks, ternyata dapat menularkan ke manusia.
Kedua penyakit tersebut membawa efek yang sangat fatal bagi manusia, bisa menyebabkan kelumpuhan total hingga meninggal dunia. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Perternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kutim, Mardi Suaibman, belum lama ini.
Dari catatan Dinas Pertanian dan Peternakan, hasil dari pemeriksaan kesehatan sapi di sejumlah penjual hewan kurban Sangatta dipastikan aman dan belum didapati yang terindikasi penyakit. “Sapi di Kutim aman,” kata Mardi.
Ada beberapa gejala yang menandai wabah virus jembrana dan antraks, sambung Mardi, sapi yang mengidap virus jembrana memiliki ciri-ciri berkeringat darah, mencret atau diare berdarah. Ciri lainnya yakni pembengkakan pada limfa, mengalami demam tinggi dengan suhu berkisar 39-41,5 derajat celsius. Bahkan jika diusap, terdapat keringat kemerah-merahan yang harus diwaspadai.
“Sapi yang mengidap virus jembrana, memiliki ciri-ciri berkeringat darah, mencret atau diare berdarah,” terangnya.
Sementara virus antraks, lanjutnya, bakteri yang biasa menyerang hewan mamalia ini ditandai dengan gejala umum dan ditunjukkan keluarnya darah berwarna merah kehitaman melalui mulut, hidung, telinga dan anus. Disertai kondisi limfa yang membengkak. Kotoran yang dihasilkan pun berbentuk cair dan bercampur darah.
“Kami lakukan pencegahan, agar tidak ada kasus penyebaran penyakit. Karena banyaknya sapi asal daerah lain yang masuk ke Kutim,” ungkapnya.
Sehingga dengan itu, Mardi mengimbau pada pemilik hewan untuk rutin membersihkan kandang dan mengecek kondisi sapi. Tidak hanya itu saja, dia juga melakukan tindak pencegahan agar tidak menular ke manusia yang dapat menjadi pemicu mandul bahkan meninggal.
“Setiap tahun kami vaksinasi, dengan cara hewan itu dikaranitina, untuk diawasi,” jelasnya.
Jika tindakan itu tidak dilakukan, maka jika ada satu sapi yang terkena virus maka dengan cepat penularannya melalui lalat. “Hal ini disebabkan oleh lalat yang menempel di darah hewan yang terinfeksi penyakit jembrana, kemudian lalat itu berpindah dan menularkan ke yang lain,” tutupnya. (yul1116)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.