SANGATTA – Dinas Perkebunan Kutim terus melakukan upaya dalam mendukung ketahanan pangan, salah satu program yang baru dalam meningkatkan sumber daya alam adalah dengan menanam bawang merah didalam polybag dan memanfaatkan perkarangan rumah yang kosong.

Sekretaris Disbun Kasiyanto menjelaskan, pengembangan ini telah melalui uji coba di beberapa komoditi perkebunan lainnya, seperti kakao dan sawit dengan memanfaatan pupuk organik rojo tani. Disbun sengaja memilih bawang merah, karena merupakan bumbu dapur yang banyak digunakan.

“Hampir semua jenis masakan menggunakan bawang merah. Itulah sebabnya harga bawang merah relatif stabil bahkan bisa meningkat di waktu-waktu tertentu. Tidak hanya sebagai bumbu, bawang merah juga bisa digunakan untuk pengobatan tradisional. Jadi sangat potensial untuk ditingkatkan produksinya,“ jelas Kasiyanto.

Lebih lanjut ia mengatakan, selain pada bawang merah sebelumnya penggunaan pupuk organiK serupa juga dilakukan pada sawit di Kecamatan Muara Wahau menggunakan sistem infus. Pengecekan dua bulan pertama 28 Juli lalu, hasilnya meningkat menjadi 0.5 ton Tanda Buah Segar (TBS).

Secara teknis, Kasiyanto menjelaskan dalam satu polybag ditanami empat biji bawang merah yang telah dipilih sebagai bibit dan didormasi. Komposisinya sepertiga dalam polybag diisi pupuk kandang. Lalu atasnya ditimbun kompos, dan diperkirakan tiap bawang pada polybag dapat dipanen saat usia 70 hari.

“Tiap polybag bisa menghasilkan setengah kilo bawang merah,” terangnya. Jika program ini berhasil, sambung Kasiyanto, selanjutnya akan diserahkan ke Distan. “Disbun siap membantu menyalurkan pupuknya,” pungkasnya. (yul)