BONTANG – Dianggap belum bisa memberikan deviden ke Pendapatan Asli Daerah (PAD), perusahaan tambang PT Bontang Migas Energi (BME), yang berada di Km 6, Bontang. Didemo belasan mahasiswa yang tergabung dalam HMI Bontang, Senin (24/9) kemarin.

Terkonsentrasi di Bundaran Ramayana, mahasiswa yang menggelar demo mendesak Direktur PT Bontang Migas dan Energi mundur dari jabatannya. Mahasiswa menilai selama ini PT BME tidak transparan.

“Selama ini, Direktur BME tidak ada transparansi,” kata koordinator lapangan aksi, Arisaldi Ahdar. Dilanjutkannya, selama ini pihaknya sudah bersabar untuk mendapatkan transparansi sejak pertemuan 16 September lalu, namun sampai sekarang tak kunjung didapat informasi yang diinginkan.

“Kami sudah minta transparansi, namun sampai sekarang permintaan kami tidak terpenuhi. Maka dari itu kami putuskan untuk menuntut agar Kasmiran diturunkan dari jabatannya,” ungkap Arisaldy Arisaldi.

Sekedar diketahui, PT BME yang dulunya sebuah perusahaan sehat, kini perusahaan yang dibentuk 7 tahun lalu itu merugi hingga mencapai Rp400 juta di 2017. Jika tak segera diobati, perusahaan pelat merah itu diperkirakan tak akan sembuh dan bisa sakit lebih parah di tahun ini.

Perusahaan ini disinyalir dilanda persoalan internal. Sehingga tim tak mampu bekerja secara solid. Belum lagi tak ada inovasi untuk menambah pundi pendapatan.

Terpisah, Kasmiran mengaku pihaknya siap membayarkan laporan kinerja dan laporan keuangan yang sudah diaudit oleh akuntan public, saat ada RDP (rapat dengar pendapat) dengan DPRD nanti.

Kasmiran pun membantah jika ia dituduh mangkir saat ada pertemuan pada beberapa hari lalu tersebut. Menurutnya, saat itu undangan baru ia terima hari Senin siang, sementara ia ada rapat dengan PT Torindo dengan Pertagas Niaga, di Balikpapan, untuk membahas percepatan jargas yang dibangun di 2017.

“Saya akan sampaikan semua yang ingin diketahui sejak BME berdiri sampai sekarang,” kata Kasmiran. Menurutnya, PT BME sudah diaudit oleh akuntan publik. Hanya saja, ia tidak bisa seenaknya memberikan laporan, apabila setiap ada LSM yang datang meminta laporan lantas diberi laporan. 

“Tidak seperti itu mekanismenya jika ada LSM datang lantas minta laporan keuangan, terus dikasih laporan, tidak seperti itu. Tapi,  kita sampaikan ke forum resmi, seperti ke DPRD , pemegang saham, auditor, BPK, itulah transparansi, tapi mereka bilang tidak transparansi, jadi saya bingung versi transparansi mereka seperti apa?” kata Kasmiran.

Yang jelas, lanjutnya, Kasmiran mengaku siap apabila diundang lagi untuk RDP di DPRD, dan ia akan memberikan penjelasan seluruhnya mulai dari PT BME berdiri hingga sekarang. “Saya siap buka data dan saya transparan,” tandasnya. (cil)