Kamis, 27/09/2018
Kamis, 27/09/2018
ILUSTRASI/NET
Kamis, 27/09/2018
ILUSTRASI/NET
TANJUNG REDEB - Fenomena kabut asap sempat terjadi pada Senin (17/9) lalu. Bahkan, disebut-sebut sebagai kabut asap terparah di tahun 2018 ini.
Dikatakan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau, Tekad Sumardi, saat itu visibility atau jarak pandang, hanya mencapai dua kilometer di pagi hari.
Diakuinya, sejak memasuki kemarau panjang, sejumlah titik api terpantau di beberapa wilayah di Kabupaten Berau. Bahkan, Kabupaten Berau sempat terpantau memiliki titik api terbanyak se-Kaltim.
“Sempat jarak pandang turun menjadi hanya 2 kilometer saja, itu yang terparah dari beberapa waktu belakangan ini, tetapi siang hari sudah normal kembali menjadi 5 kilometer dan terus membaik hingga sore hari,” ujarnya, kemarin.
Meski begitu, kabut asap belum sampai mengganggu operasional penerbangan di Bandara Kalimarau. “Saya kurang paham juga kalau aman atau tidaknya, tetapi informasinya tidak ada yang delay atau cancel akibat asap,” tambahnya.
Lanjutnya, BMKG juga secara rutin meng-update informasi mengenai cuaca dan visibility kepada pihak bandara.“Setiap setengah jam kami informasikan, atau ada kondisi cuaca yang memang perlu untuk disampaikan,” terangnya.
Seperti diketahui, kabut asap itu akibat pembakaran lahan pertanian oleh masyarakat. Akan tetapi, menurut Tekad, titik api yang terpantau hingga Senin lalu sudah berkurang dibandingkan beberapa pekan sebelumnya.
Melihat catatan dan data yang dihimpun dari satelit pada Senin lalu sekitar pukul 15.00 Wita, tersisa 4 titik api.
“Sebaran hotspot di wilayah kabupaten Berau terpantau ada 4 titik dengan tingkat kepercayaan berada pada rentang 45 hingga 78 persen dengan visibility secara umum 9 kilometer. Hotspot dengan tingkat kepercayaan tertinggi ada di Kecamatan Pulau Derawan yakni 78 persen,” pungkasnya. (ind)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.