Jumat, 09/11/2018
Jumat, 09/11/2018
HAMDAN ( kiri )
Jumat, 09/11/2018
HAMDAN ( kiri )
KORANKALTIM.COM , PENAJAM - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) akan mengelontorkan anggaran untuk penertiban tempat prostitusi berkedok warung kopi di Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku.
Sejauh ini, Satuan Pamong Praja (Satpol PP) PPU mengaku kesulitan untuk melakukan penertiban terhadap warung ‘kopi pangku’ lantaran tidak memiliki biaya operasional.
Wakil Bupati PPU Hamdam mengakui bahwa dirinya baru mengetahui adanya tempat prostitusi di Desa Pemaluan. Ia menduga para PSK-nya berasal dari eks lokalisasi Lembah Harapan Kilometer 17 dan Manggar Sari di Kota Balikpapan pada 2017 lalu.
“Memang disayangkan anggaran sangat minim, sehingga tidak bisa berharap banyak dari Satpol PP, semoga di tahun berikutnya kami dapat memberikan anggaran yang cukup untuk mengatasi praktek prostitusi,” ujarnya, Kamis (8/11) kemarin.
Berdasarkan informasi yang diterima media ini, awalnya pekerja yang menjajakan diri hanya sebanyak tiga orang. Seiring berjalannya waktu, jumlahnya terus bertambah kurang lebih sepuluh orang.
Hadirnya tempat prostitusi terselubung itu dipantau Dinas Kesehatan PPU karena turut menjadi pemicu meningkatnya kasus penderita HIV/AIDS.
Sepanjang 2018 ini, Dinkes PPU telah menemukan sebanyak 11 penderita HIV/AIDS. Dari jumlah kasus yang ada, tujuh diantaranya ditangani Puskesmas Sotek, satu diantaranya telah meninggal dunia dan dua orang lainnya berpindah domisili.
“Akhir-akhir ini lebih condong ke Puskesmas Sotek, diduga karena adanya warung remang-remang di area Simpang Pemaluan hingga Silkar. Kita tidak bisa menutup mata kalau itu ada,” beber Anggota Pengelola HIV Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten PPU, Ponco Waluyo. (Wn)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.