Kamis, 17/01/2019

Konsumsi Rokok di Kaltim Tinggi, Hampir Mengalahkan Beras

Kamis, 17/01/2019

Ilustrasi / Foto: erabaru.net

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Konsumsi Rokok di Kaltim Tinggi, Hampir Mengalahkan Beras

Kamis, 17/01/2019

logo

Ilustrasi / Foto: erabaru.net

SAMARINDA - Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat pengeluaran untuk rokok filter pada penduduk miskin di Kaltim berada pada urutan kedua terbanyak setelah beras. Secara rinci, pada penduduk miskin di pedesaan angkanya  17,54 persen. Sementara di perkotaan 9,07 persen dari total pengeluaran untuk kategori makanan.

Kepala BPS Kaltim Atqo Mardiyanto menjelaskan, sedianya perkara tingginya konsumsi rokok pada penduduk miskin bukan cuma masalah Kaltim. Secara nasional, konsumsi rokok juga berada tepat di bawah pengeluaran untuk beras. “Itulah tugas instansi terkait untuk mensosialisasikan, bagaimana mengurangi konsumsi rokok yang lebih gencar,” katanya. 

Sayang, Atqo sendiri ragu konsumi rokok dapat ditekan. Ia bahkan menyebut dengan idiom dalam bahasa Jawa ‘Gawan Bayi’ yang bermakna bawaan dari lahir, untuk menggambarkan masifnya konsumsi benda berasap ini. Saking lekatnya konsumsi rokok pada masyarakat Indonesia, Atqo membeber orang tak lagi peduli harga rokok. Strategi menaikkan harga untuk mengurangi konsumsi rokok, dinilai tak akan berdampak signifikan. “Rokok naik itu jarang yang tahu. Orang perokok itu kadang-kadang harga naik tidak terasa. Tetap beli aja. Berapapun harganya, tetap dibeli. Karena kebutuhan, untuk perokok tentunya. Jadi tetap dibeli,” jelasnya.

Yang paling mungkin dilakukan pemerintah kata Atqo, bagaimana memastikan kestabilan harga kebutuhan pokok. 

“Kestabilan harga itu bukan hanya untuk urusan kemiskinan, tapi juga inflasi dan itu juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara umum. Kestabilan harga pangan akan berpengaruh ke persentasi penduduk miskin. Semakin harga naik, penduduk miskin akan semakin meningkat,” paparnya. (rs)


Konsumsi Rokok di Kaltim Tinggi, Hampir Mengalahkan Beras

Kamis, 17/01/2019

Ilustrasi / Foto: erabaru.net

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.