Jumat, 01/03/2019

Warga Tihi-Tihi Krisis Air Bersih karena Gelombang Tinggi dan Jarang Hujan

Jumat, 01/03/2019

Ilustrasi air bersih

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Warga Tihi-Tihi Krisis Air Bersih karena Gelombang Tinggi dan Jarang Hujan

Jumat, 01/03/2019

logo

Ilustrasi air bersih

KORANKALTIM.COM, BONTANG – Krisis air bersih mulai melanda kawasan pesisir Bontang. Hujan yang tak turun dalam beberapa pekan terakhir menyulitkan warga untuk mendapatkan air bersih. 

Ketua RT 17 Tihi - tihi, Muslimin mengatakan warganya biasa mengambil air ke Bontang dengan jeriken yang diangkut menggunakan  perahu, air tersebut kemudian mereka tampung untuk memasak, mandi, minum dan mencuci.  “Biasanya semua warga di sini mengambil air pakai perahu ketinting, nanti di simpan di tandon. Kalau hujan, kami menampung air hujan,” jelas Muslimin.

Namun, saat ini, warga Tihi-Tihi terpaksa harus berhemat air lantaran ombak besar setinggi dua meter masih merajai laut. Keadaan tersebut bagi mereka tidak memungkinkan untuk mengambil air. berbahaya karena perahu yang berukuran kecil sangat rentan dihempas ombak. 

Selain itu, hujan yang tak kunjung turun di bulan ini juga menjadi faktor krisisnya air di Tihi-Tihi.

“Saat ini sedang terjadi ombak besar, jadi tak bisa mencari air ke darat. Kalau sudah kemarau, begini lah kondisi kami kekurangan air,” Jelasnya. 

Namun, meski ombak besar, beberapa warga juga nekat mengambil air untuk memenuhi kebutuhan hidup. Biasanya pengangkutan air bersih bisa dua hingga tiga kali dalam sehari,   tergantung kebutuhan masing-masing. 

Perjalanan dari Tihi-Tihi menuju Bontang memakan 30 menit menggunakan ketinting.”Kalau ada ombak  tidak berani kami muat 10 jeriken. Paling cuma 4-6 aja,’’ terang Muslimin.

Setiap jeriken air dihargai Rp1.000. Dalam sebulan, warga bisa habiskan Rp 300-400 ribu untuk membeli air. Itu sudah termasuk biaya BBM untuk ketinting. 

Ketua Komisi II DPRD Bontang, Ubaya Bengawan, menilai perlu dilakukan upaya untuk mengatasi hal ini.  "Bontang kriris air, terlebih di pesisir, kita harus punya upaya untuk itu,” ujarnya.

Selain kampung Tihi-Tihi, kesulitan air bersih juga dirasakan warga di Kampung Selangan.


Penulis: */Yuli

Editor: Muh. Huldi

Warga Tihi-Tihi Krisis Air Bersih karena Gelombang Tinggi dan Jarang Hujan

Jumat, 01/03/2019

Ilustrasi air bersih

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.