Rabu, 10/04/2019
Rabu, 10/04/2019
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Nurrahmani
Rabu, 10/04/2019
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Nurrahmani
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Penghargaan Adipura selalu menjadi idola di kalangan kota-kota di Indonesia. Termasuk Samarinda yang gagal meraih Adipura pada tahun 2017 lalu. Hingga saat ini, Samarinda masih terus berbenah untuk memenuhi kelayakan menyandang penghargaan tersebut.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Nurrahmani. “Masalah terbesarnya memang di TPA (Tempat Pembuangan Akhir), TPA kita yang di Bukit Pinang itukan harusnya sudah tidak digunakan,” jelas perempuan yang kerap disapa Yama ini.
Masalah pengelolaan sampah di TPA memang mengambil banyak peranan dalam penilaian Adipura. Namun sampai saat ini belum mengetahui aturan baru terkait Adipura. Yama masih mengkaji apakah TPA masih menjadi indikator utama dalam penilaian penghargaan tersebut.
Kendati belum ada kepastian, ia mengatakan bahwa saat ini, jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Samarinda sedang mengupayakan berfungsinya TPA baru. TPA tersebut dibangun di kawasan Sambutan. Namun saat ini masih terkendala pembebasan lahan untuk akses jalan kesana.
Badan Pertahanan Nasional (BPN) sedang mengurus pembebasan lahan di kawasan tersebut. Sedangkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) berfokus pada pembangunan jalan kesana. “Kalau semua sudah beres, 2020 nanti kita sudah bisa pindah kesana. Karena Bukit Pinang (TPA, Red) kan mestinya sudah ditutup,” imbuhnya.
TPA Sambutan nantinya akan menggunakan sistem Sanitary Land. Hingga saat ini DLH Samarinda sangat terbuka pada keberadaan investor yang hendak mengelola sampah di Samarinda. Sampah di Samarinda sendiri mencapai ratusan ton per harinya. (*)
Penulis: * / Eta
Editor: Aspian Nur
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.