Rabu, 15/05/2019

Elpiji Subsidi Langka, Pengecer Bermain hingga Dijual ke Luar Sangatta

Rabu, 15/05/2019

elpiji langka ( Foto: Dok/korankaltim)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Elpiji Subsidi Langka, Pengecer Bermain hingga Dijual ke Luar Sangatta

Rabu, 15/05/2019

logo

elpiji langka ( Foto: Dok/korankaltim)

KORANKALTIM.COM, SANGATTA - Rapat koordinasi yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim mengungkap saat ini adanya kesenjangan dalam pendistribusian tabung melon atau 3 Kg subsidi pemerintah.

Kelangkaan bukan faktor kuota yang kurang dari distributor ke agen melainkan dipicu oknum pengecer.

Mereka membeli ke agen sebanyak-banyaknya lalu dijual kembali dengan harga eceran sehingga stok di agen mengalami kekosongan atau kelangkaan. Akibatnya, beberapa wilayah di Kutim tidak mendapatkan sesuai jumlah stok yang ada.

Pelaksana tugas sementara (Plt) Disperindag Kutim, Ahmad Zaini mengatakan untuk jumlah stok dari distributor mencapai 2 juta lebih tabung. 

Namun, pihaknya masih kesulitan dalam pemantauan di lapangan karena tidak ada sanksi khusus kepada pengecer yang melakukan hal tersebut.

“Untuk harga di agen normal kisaran Rp 20.000 ke atas tapi pengecer ini yang melakukan spekulan harga sehingga tabung gas 3 kilogram bersubsidi ini kadang kosong di agen dan karena belum adanya aturan khusus sehingga kami juga kesulitan untuk memberikan saksi,” ujar Zaini, belum lama ini.

Untuk menimalisir hal itu, pihaknya akan bekerja sama dengan Polres Kutim untuk menindak di lapangan. Sebab, banyak pula pengecer dari luar Sangatta membeli di agen lalu dijual keluar dengan harga melebihi harga di agen.

“Selisih harga jual cukup meraup keutungan, bayangkan saja jika harga jual di agen sekitar Rp20.000- Rp22.000 lalu di jual ke sesama pengecer Rp30.000- Rp40.000 itu kan lumayan untungnya,” imbuhnya

Menjadi problem juga, kata Zaini, masih ada warung makan permanen buka 24 jam yang masih menggunakan gas elpiji subsidi. Padahal, gas tiga kilo ini jelas-jelas ada tulisannya hanya untuk masyarakat miskin.

“Harusnya kan mereka beli yang ukuran yang standar 5 kilogram yang warna pink itu atau membeli 50 kilogram sekaligus karena jika kita bandingkan hitung-hitungan dalam pemakian lebih irit dan untung memakai yang ukuran besar,” tandasnya.

Larangan pemakaian tabung subsidi ini tidak hanya berlaku pada warung makan tetapi juga karyawan maupun PNS yang gajinya tinggi sehingga bukan kategori masyarakat miskin lagi. 


Penulis: */Zulhamri

Editor: M.Huldi

Elpiji Subsidi Langka, Pengecer Bermain hingga Dijual ke Luar Sangatta

Rabu, 15/05/2019

elpiji langka ( Foto: Dok/korankaltim)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.