Jumat, 01/11/2019
Jumat, 01/11/2019
Ilustrasi
Jumat, 01/11/2019
Ilustrasi
KORANKALTIM.COM, SENDAWAR - Semakin banyaknya pengetap Bahan Bakar Minyak (BBM) yang beroperasi di Kutai Barat, mendapat berbagai pendapat di masyarakat. Termasuk mengeluhkan karena kerap mendapati SPBU atau APMS sehingga sering kehabisan bensin.
Tapi ada pula yang merasa terbantu dengan adanya pengetap BBM karena dijual secara eceran kembali di masyarakat, khususnya daerah pelosok.
Menanggapi hal tersebut, Disperindagkop Kubar menegaskan akrivitas pengetapan yang dilakukan oknum tertentu dilarang.
“Yang ada hanya koperasi, bukan pengetap seperti motor ataupun mobil-mobil pribadi yang kebanyakan menjual kembali BBM ini secara eceran. Dan ini ada tertuang dalam Undang-Undang,” kata Kabid Perdagangan Disperindagkop Kubar, Ambrosius, Kamis kemarin (31/10/2019).
Sedangkan keberadaan koperasi diharapkan bisa membantu pendistribusian BBM ke masyarakat, khususnya di daerah pelosok. Namun yang terjadi sekarang ini, lanjut Ambrosius, koperasi kurang maksimal.
“Sehingga membuat masyarakat banyak yang memilih untuk menggunakan motor atau mobil untuk bisa mengetap BBM,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu pengetap, Lius mengatakan, selain untuk menjaga tersedianya BBM di daerah tertentu, pembelian secara pribadi dengan jumlah banyak ini untuk menambah penghasilan.
“Ya kebanyakan dari kami memilih untuk menjadikan ini sebagai usaha, walaupun hasilnya tidak seberapa, tetapi cukup untuk sehari-hari,” kata Lius.
Untuk harga eceran BBM jenis bensin bervariasi di berbagai daerah. Berkisar antara Rp8 ribu hingga Rp10 ribu per liter.
Penulis : */Handayan
Editor : Hendra
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.