Rabu, 27/11/2019
Rabu, 27/11/2019
Pemkab Paser menggelar sosialisasi dan advokasi untuk menekan kasus stunting yang cukup tinggi. ( Foto: Istimewa/korankaltimcom)
Rabu, 27/11/2019
Pemkab Paser menggelar sosialisasi dan advokasi untuk menekan kasus stunting yang cukup tinggi. ( Foto: Istimewa/korankaltimcom)
KORANKALTIM.COM, TANA PASER - Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kabupaten Paser guna menekan kasus stunting atau penyakit kurang gizi. Salah satunya dengan melaksanakan sosialisasi dan advokasi stunting kepada masyarakat.
Staf Ahli Bupati Paser Bidang Kesra Boy Susanto mengatakan, terdapat 10 ribu anak menderita stunting setelah dilakukan survei Pemantauan Status Gizi (PSG) pada 2017 lalu.
“Dari hasil survei menunjukkan terdapat 10 ribu anak yang menderita stunting. Ini perlu menjadi perhatian serius,” kata Boy, Selasa kemarin (26/11/2019).
Ia pun membeberkan hasil survei PSG oleh Dinas Kesehatan Paser tahun 2017 yakni sebanyak 31,8 persen dari 34 ribu anak di Paser, atau sekitar 10.812 anak menderita penyakit kurang gizi. Sementara pada tahun 2016, angka stunting lebih rendah, yakni 24,6 persen.
“Angka ini lebih tinggi dari prevalensi nasional sebesar 28 persen,” terangnya.
Ia juga mengatakan, Desa Bente Tualan Kecamatan Long Kali, tercatat memiliki angka stunting tertinggi dibandingkan dengan desa lainnya.
“Terdapat 199 anak menderita stunting di Desa Bente Tualan. Mohon desa ini menjadi perhatian semua pihak. Setidaknya stunting di desa ini dapat berkurang,” pesannya.
Selanjutnya ia menyampaikan, sosialisasi digelar untuk menyamakan persepsi semua pihak dalam pencegahan stunting. Mengingat di Paser stunting sendiri mengalami peningkatan.
“Mari bersama-sama bergerak untuk mengentaskan masalah ini. Mulai dari level keluarga untuk lebih memerhatikan asupan gizi anak,” ujarnya.
Sementara itu kepada petugas kesehatan, Boy mengatakan, seluruhnya memiliki tugas untuk mensosialisasikan pentingnya asupan gizi.
“Petugas kesehatan dan petugas di Posyandu, anggota PKK, perangkat desa, semuanya mempunyai peran untuk mencegah penyakit stunting,” terangnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Paser, Amir Faisol menambahkan, diperlukan kepedulian semua pihak untuk mencegah penyakit stunting.
“Semua pihak dengan memiliki peranan seperti Dinas PU yang bisa melakukan pengembangan penyediaan air bersih, Dinas Ketahanan Pangan sebagai penyedia makanan di tingkat rumah tangga,” sebutnya.
Begitu pula dengan Pemberdayaan Masyarakat Desa hingga Dinas Perumahan juga mempunyai peran penyediaan rumah dan pemukiman yang bersih. “Masih banyak OPD dan pihak lain yang bisa bersinergi,” tandas Amir Faisol. (*)
Penulis : */Dwi Cahyo
Editor : Hendra
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.