Selasa, 24/12/2019

Budidaya Madu Kelulut Beromzet Rp6 Juta Per Bulan

Selasa, 24/12/2019

Bupati Kutim, Ismunandar saat menghisap madu kelulut. ( Foto: Zulhamri/korankaltimcom)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Budidaya Madu Kelulut Beromzet Rp6 Juta Per Bulan

Selasa, 24/12/2019

logo

Bupati Kutim, Ismunandar saat menghisap madu kelulut. ( Foto: Zulhamri/korankaltimcom)

KORANKALTIM.COM, SANGATTA - Kelompok Tani (Poktan) Madu Kelulut yang menamakan diri mereka komunitas Trigona Reborn Sangatta (TRS) merintis pengembangan budidaya pengembangan madu lebah tanpa bersengat. Di awal tahun 2019, sudah 70 petani yang tertarik mengembangkan bisnis madu kelulut dan bergabung bersama TRS.

Pengurus Poktan TRS sekaligus Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian (Distan) Hadi Prasetyo mengatakan budidaya madu kelulut tersebut ibarat pengangguran berpenghasilan tetap perbulan.  “Sekarang saya memiliki 10 sarang madu kelulut perawatan dan panennya mudah, hasilnya pun menggiurkan,” kata Hadi.

Bahkan petani madu kelulut yang tergabung dalam Poktan TRS  memiliki ratusan sarang budidaya madu kelulut.  “Sesuai dengan intruksi Bupati Ismunandar memang Poktan TRS Sanggata Selatan diarahkan menjadi centra kampung madu kelulut, karena peluang dan prospek bisnis budidaya madu kelulut ini sangat bagus. Tinggal, mau tidaknya masyarakat kita memanfaatkan peluang bisnis ini,” imbuhnya.

Saat ini dia menghasilkan omzet diperkirakan Rp 6 juta per bulan dari sarang yang idimiliki yang sebelumnya dijual kepengepul seharga Rp 600 ribu per liter dari 10 sarang yang menghasilkan satu liter.

Untuk pemasaran madu kelulut sendiri, menurut Hadi, juga potensial, selain permintaan masyarakat lokal sendiri tinggi, belum lagi permintaan dari Samarinda dan luar pulau seperti Jawa Timur. “Per botol kemasan dengan netto 250 mililiter dihargai Rp 150 ribu, sementara untuk netto 100 mililiter Rp 65 ribu. Madu kelulut sudah dipasarkan ke luar Sangatta menjadi bukti bisnis ini punya peluang pangsa pasarnya masih terbuka lebar,” jelasnya.

Dari budidaya madu kelulut ini, setidaknya ada tiga jenis bahan yang bernilai mulai dari madu itu sendiri, bee polen dan propolis. Untuk hama dari budidaya madu kelulut ini, diantaranya burung walet, madu pejantan, madu kelulut kecil jenis lapiset, hingga semut api.

“Untuk peningkatan produksi, kami tengah membudidayakan sumber nektar makanan madu trigona itama ini yakni tanaman berbunga tanpa musim seperti karsen, bunga air mata pengantin, bunga pengantin menangis, bunga santos dan lainnya disekitar sarang budidaya madu kelulut. Hingga, mengajak masyarakat mulai melirik sektor budidaya madu kelulut ini,” paparnya.

Spesialnya madu kelulut ini punya khasiat tinggi yang baik untuk kesehatan dibandingkan dengan madu lebah biasa. Madu jenis ini dipercaya punya khasiat 4 kali dari madu lebah sehingga cocok untuk suplemen dan nutrisi keluarga.

“Madu kelulut dapat menyembuhkan batuk, mencegah diabetes, membantu kecerdasan otak, menambah nafsu makan, mencegah kanker dan menyehatkan jantung, memperkuat sistem kekebalan tubuh, menyembuhkan luka, dan menurunkan kolesterol dan berat badan,” tandasnya.

Sebelumnya Bupati Ismunandar telah meresmikan tugu lebah kelulut sebagai ikon baru Sangatta Selatan.

Dirinya sangat mengapresiasi pada seluruh masyarakat yang mengaungkan bahwa daerah tersebut siap menjadi penghasil madu kelulut. Dirinya pun mendukung jika satu rumah, satu log (sarang) lebah madu kelulut, agar nantinya menjadi sentral madu kelulut.

“Jadi kalau kita ke Batu, Malang ada Apel, ke Labiu, Kalsel ada Itik, semua itu merupakan ikon pertanda suatu kota. Nah, jadi kalau lebah madu kelulut yang berarti Sangatta Selatan. Itulah pentingnya ikon suatu kota,” Katanya. (*)


Penulis: */Zulhamri

Editor: Aspian Nur

Budidaya Madu Kelulut Beromzet Rp6 Juta Per Bulan

Selasa, 24/12/2019

Bupati Kutim, Ismunandar saat menghisap madu kelulut. ( Foto: Zulhamri/korankaltimcom)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.