KORANKALTIM.COM, BONTANG - Menanggapi lonjakan harga sembako terutama gula pasir di pasaran, Dandim 0908/Bontang Letkol Arm Eko Pristiono bersama Kapolres Bontang AKBP Boyke Karel Wattimena bergerak cepat turun ke pasar induk Rawa Indah, di Jl KS Tubun, Bontang Selatan didampingi Dinas Perindustrian dan Koperasi Kota Bontang Kamis (19/3/2020) kemarin.

Paling mencolok adalah harga jahe yang sebelumnya hanya Rp25 ribu  per kilogram naik 100 persen mencapai Rp50 ribu per kilogram. Selain jahe, kenaikan pada kunyit namun tidak terlalu tinggi, juga serai dan bumbu-bumbu lainnya. Kenaikan berkisar hanya Rp10 ribu.

Dikatakan Boyke Karel, kenaikan jahe dan sejenisnya, kemungkinan karena adanya kabar bahwa bahan-bahan tersebut yang biasanya digunakan untuk jamu, pelengkap bumbu masakan, bisa mengobati atau memberikan daya tahan tubuh yang sehat agar tidak terpapar virus Corona. “Dari hasil sidak kami, harga masih terjangkau, Kita juga memastikan nggak ada penimbunan atau penyimpanan dalam jumlah banyak. Harga juga masih standar tidak terlalu jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET),” jelas Boyke.

Untuk gula pasir yang di beberapa daerah kosong, khusus di Bontang stok gula pasir sangat cukup. Sebab, kebutuhan warga terkait gula tidak begitu banyak. Ia mengimbau agar warga, pedagang juga tidka panik. “Tidak perlu naikan harga, atau nimbun, dan apabila ada dan bukti ada, maka yang nimbun dapat kita proses sesuai UU Perdagangan dan ancaman di atas lima tahun,” jelasnya.

Sementara pemilik swalayan Afong, mengaku stok gula aman, saat in ini harga gula mencapai Rp18 ribu per kilogram, biasanya HET hanya Rp12,5 ribu atau Rp13 ribu,” jelasnya. 

Arm Eko Pristiono menambahkan, kegiatan yang mereka lakukan adalah membantu pemerintah, untuk melihat sama-sama sisi stok bahan baku di kota Bontang. (*)

Penulis:*/Cholisoh

Editor: Aspian Nur