Selasa, 06/06/2017

Banjir, Petani Beralih Tanam Jagung

Selasa, 06/06/2017

ILUSTRASI

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Banjir, Petani Beralih Tanam Jagung

Selasa, 06/06/2017

logo

ILUSTRASI

SENDAWAR – Banjir yang berkepanjangan merendam kawasan pesisir Kecamatan Jempang, membuat aktivitas pertanian di kawasan itu lumpuh. Mensiasasi kondisi ini, Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Jempang akan mengembangkan tanaman palawija berupa jagung pipil (Hibrida) seluas 413 hektare.

“Tanaman padi tidak bisa diharapkan saat ini, semua areal sawah dan ladang petani di pesisir Jempang masih terendam banjir. Sesuai program dari Dinas Pertanian Kubar untuk pengembangan palawija jenis jagung, Kecamatan Jempang dapat prioritas bantuan bibit untuk areal seluas 413 hektare pengembangan jagung pipil,” terang Kepala BPP Kecamatan

Jempang, Kasto Mauliddin kepada Koran Kaltim, Senin (5/6).

Dia menjelaskan, kampung di Kecamatan Jempang yang mendapat pengembangan bantuan bibit jagung itu adalah Muara Tae, Tanjung Jaan, Pentat, Lempunah, dan Bekokong Makmur. Sedangkan kampung lainnya berada di kawasan pesisir Danau Jempang, sehingga mustahil untuk bisa dikembangkan, karena saat ini masih direndam banjir.

“Bibitnya masih kita tunggu dari Dinas Pertanian. Jagung pipil itu dikembangkan sebagai tumpang sari di lahan kebun kelapa sawit masyarakat yang baru berumur rendah. Kami optimis jagung pipil tersebut akan menghasilkan bagi petani disini,” tuturnya.

Kasto Maulidin menambahkan, dalam pengembangan jagung pipil seluas 413 hektare itu, petani mengharapkan bimbingan dari tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Oleh karena itu, BPP Jempang akan menggalakkan seluruh PPL yang ada, sehingga nantinya bantuan benih dari Dinas pertanian itu bisa berkembang hingga 2018 mendatang.

“Karena selama ini petani di sini belum pernah bertanam jagung pipil. Yang mereka kembangkan sejak dulu adalah jenis jagung manis. Jagung hibrida ini perlu perlakuan khusus sesuai kaidah pertanian moderen,” jealsnya.

Untuk diketahui, selama ini sejumlah kampung di pesisir Danau Jempang di Kecamatan Jempang, terkenal sebagai penghasil padi dengan sawah ribuan hektar di tepi danau besar itu. Di antaranya Tanjung Jone, Tanjung Isuy, Pulau Lanting , dan Tanjung Jaan. Tapi saat ini, kawasan itu direndam banjir cukup dalam mencapai dua meter sejak bulan lalu.

Sementara itu, Kecamatan Bongan, juga akan mendapat program pengembangan palawija jenis jagung pipil itu dari Dinas Pertanian Kubar. Tidak tanggung-tanggung, BPP Kecamatan Bongan akan mengawasi seluas 800 hektare tanaman jagung hibrida yang akan tersebar di 12 kampung di Bongan.

“Merupakan program bantuan dari Dinas Pertanian Kubar bagi petani di Bongan, yakni pengembangan tanaman jagung hibrida seluas 800 hektare,” kata Kepala BPP Bongan, Soimin, sore kemarin.

Dijelaskannya, saat ini BPP Bongan juga masih menunggu datangnya bibit jagung hibrida tersebut dari Dinas Pertanian Kubar. Selain sebagai tumpang sari di areal kebun sawit masyarakat, BPP Bongan berharap petani dapat mengembangkan jagung tersebut di lahan ‘nganggur’ atau lahan yang tidak terpakai.

“Jadi bukan hanya di lokasi kebun sawit mereka saja. Bisa lahan bekas ladang, sawah, dan lahan lain yangh tidak terpakai. 12 Kampung di Bongan yang mendapat program jagung hibrida itu adalah  Muara Kedang, Penawai, Resak, Muara Siram, Tanjung Sari, Siram Makmur, Jambuk Makmur, Deraya,  Jambuk, Muara Gusiq, dan Pereng Talik,” ungkapnya.

“Sudah disosialisasikan ke petani terkait rencana itu. Tenaga PPL kami

siapkan mendampingi masyarakat, sekarang hanya menunggu bibit dari

Dinas Pertanian,” tambah Soimin. (imr)

Banjir, Petani Beralih Tanam Jagung

Selasa, 06/06/2017

ILUSTRASI

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.