SAMARINDA - Jika anda melintas di bilangan Jalan Juanda Nomor 222 Samarinda, samping SPBU Juanda akan terlihat sesak parkir kendaraan roda dua dan empat. Pengunjung berjejal ingin mencoba menu warung kuliner pendatang baru asal Kota Kembang, Bandung ini. 

Namanya Warunk Upnormal. Dari namanya, kita sudah dibikin bertanya-tanya apa sih yang membuat warung ini tidak normal. Siang kemarin, Kamis (27/7) pengelola Warunk Upnormal mengundang sejumlah media dalam acara Media Gathering Upnormal. Para awak diminta mencicipi dagangan mereka. “Kami beri nama Upnormal karena hanya kami yang berbeda, makanannya beragam, harganya terjangkau dan yang unik kami sediakan area bermain bahkan di tiap meja kami,” ujar Melani, Promotion Communication Warunk Upnormal.

Melani mengatakan, warungnya buka dari jam 10 pagi hingga jam 2 dini hari. Menu andalannya justru hanya Indomie rebus. “Makanan andalan Indomie special Upnormal, harganya dari Rp8ribu hingga Rp22ribu,” tambahnya. 

Pihaknya bekerjasama dengan produsen Indomie sehingga brand Indomie wajib dicantumkan. Ragam nama menu olahan mie instan disajikan seperti Indomie akhir bulan, Indomie telor kornet, Indomie upnormal saos keju, Indomie tek-tek Ori dan banyak lagi.

Warunk Upnomral berdiri di Bandung 3 tahun lalu dan kini memiliki 44 cabang. Samarinda adalah cabang ke-39. Masih akan membuka cabang baru di Lampung dan Medan. Warung ini juga menjual makanan khas Bandung seperti Cireng, Cilok, Tahu dan Batagor, aneka dessert manis, roti bakar, nasi goreng, aneka topping dan olahan pisang goreng dan bakar. “Kalau dirangking harga termurah dari Rp4ribu (toping sayur saos) dan termahal hanya Rp38ribu (sosis bakar ukuran besar+telor),” kata Melani.

Pengunjung umumnya anak-anak muda, dewasa dan para sosialita. Diah, Wiwin, Endah dan Yanti misalnya para ibu muda ini mengaku sudah tiga kali berkunjung. “Tiap ke sini pasti saya pesan cireng, enak banget,” kata Diah. Mereka mengaku nyaman dengan tata interior warung ini. “Masih perlu ditambah live music dan lahan parkir masih semrawut, ini harus dipikirkan,” sebutnya. 

Dari pantauan Koran Kaltim, warung ini sedikitnya dikunjungi 120 orang dalam waktu bersamaan. Konsumen yang tak kebagian tempat rela antre dan bertahan hingga 1-2 jam. (stt)