Jumat, 04/08/2017
Jumat, 04/08/2017
GANGGU MASA TANAM: Hamparan sawah yang ada di Rapak Punang, Muara Pahu.
Jumat, 04/08/2017
GANGGU MASA TANAM: Hamparan sawah yang ada di Rapak Punang, Muara Pahu.
Sisa Banjir Masih Genangi Sawah
SENDAWAR – Petani sawah di sembilan kecamatan di Kutai Barat (Kubar) kini mengeluhkan kondisi masa tanam yang telah tiba, namun terkendala lahan sawah mereka ada yang masih digenangi banjir.
Sembilan kecamatan se-Kubar yang menjadi prioritas utama pertanian yang memiliki potensi sawah, di antaranya Kecamatan Long Iram, Tering, Linggang Bigung, Barong Tongkok, Sekolaq Darat, Mook Manar Bulatn, Muara Pahu, Bongan, dan Jempang.
Mereka berharap ada sosialisasi terpadu dari Dinas Pertanian Kubar, sehingga kondisi itu dapat disiasati dengan pengembangan produk pertanian lainnya, guna menunjang kebutuhan hidup petani.
“Sawah kami dekat dengan Danau Jempang, sehingga lahan sawah masih ada yang terendam. Dalam waktu dekat kami belum bisa menanam bibit padi,” kata Suwono (48) petani Kecamatan Jempang, Kamis (3/8) kepada Koran Kaltim.
Senada diungkapkan Soleh (45), warga Kecamatan Muara Pahu. Dia menyebut kawasan persawahan Rapak Punang, ada sebagian yang masih tergenang sisa banjir sungai Mahakam beberapa waktu lalu. Itu katanya menyulitkan petani dalam bertanam padi.
“Harus menunggu air surut, supaya sawah agak kering. Kalau sekarang belum bisa tanam. Pasti bibit padi akan membusuk terendam,” bebernya.
Begitu pula dijelaskan Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Penyinggahan, Muhammad Faisal. Dia menyebut ratusan hektare sawah petani di kecamatan itu kini masih tergenang banjir cukup dalam. “Belum bisa tanam. Sekarang ini air di tengah sawah hampir sepinggang. Kalau sebulan ke depan cuaca panas, bisa mulai tanam,” singkatnya.
Senada dipaparkan Kepala BPP Kecamatan Jempang, Kasto Maulidin. Dia menuturkan, karena kontaminasi air Danau Jempang ke areal sawah petani, saat ini hanya sekitar 15 hektare sawah yang bisa ditanami. “Kendala pasca banjir berpengaruh masa tanam,” jelasnya.
Sementara itu, Dinas Pertanian Kubar mengakui guna mendukung swasembada pangan, telah diluncurkan program Upaya Khusus (Upsus Pajale). Yakni bantuan benih padi, jagung, dan kedelai untuk sembilan kecamatan se-Kubar.
Dinas Pertanian Kubar pada 2017 ini menyalurkan 25 ton benih padi bagi petani sawah sembilan kecamatan. Namun tak bisa ditampik, kendala pasca banjir merubah jadwal tanam bibit padi.
“Terutama Penyinggahan, Muara Pahu, dan Jempang, berada di kawasan pesisir, seharusnya Agustus ini masuk masa tanam. Di kawasan persawahan Rapak Punang dan Sebelang Muara Pahu, sebagian petani sudah menyemai benih. Kawasan yang tidak terendam sudah mulai menanam bibit itu,” jelas Kasi Sarana Prasarana, Produksi, Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian Kubar, Mastuyah.
“Bantuan benih padi jenis varietas Inbrida Padi Sawah (Inpari) untuk sembilan kecamatan. Tetapi Kecamatan Long Iram petani minta bibit padi varietas Mikongga, menyesuaikan struktur tanah. Per hektare mendapat bantuan bibit padi 25 kg. 25 ton itu untuk seribu hektare sawah di 9 kecamatan,” beber Mastuyah.
Dia menambahkan, terhadap kawasan yang masih terendam banjir, agar petugas BPP kecamatan berkordinasi dan sosialisasi kepada petani. Sehingga petani mengetahui kondisi masa tanam. “Masa tanam sejak Agustus hingga penghujung September mendatang. Maka
perlu pendampingan petani, dalam menyesuaikan kondisi daerah masing-masing,” imbuhnya. (imr)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.