Rabu, 07/06/2017
Rabu, 07/06/2017
ILUSTRASI
Rabu, 07/06/2017
ILUSTRASI
SENDAWAR – Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Bongan, Soimin mengatakan akan menggencarkan sosialisasi kepada petani di 12 kampung wilayah itu yang mendapat program pengembangan palawija jenis jagung pipil (hibrida) dengan luas 800 hektare dari Dinas Pertanian Kutai Barat.
Ke-12 kampung itu adalah, Muara Kedang, Penawai, Resak, Muara Siram, Tanjung Sari, Siram Makmur, Jambuk Makmur, Deraya, Jambuk, Muara Gusiq, dan Pereng Talik. “12 kampung itu dapat bantuan pengembangan jagung hibrida tahun ini dari Dinas Pertanian Kubar,” jelasnya kepada Koran Kaltim, Selasa (6/6).
Dia menyebut, jika tak dilakukan sosialisasi menyeluruh, dikawatirkan penyerapan bantuan bibit jagung tersebut tak maksimal sesuai harapan Pemkab Kubar mewujudkan ketahanan pangan. Apalagi petani di wilayah itu belum banyak mengerti cara pengembangan jagung hibrida.
“BPP akan menurunkan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dalam mendampingi
petani. Bahkan dalam pengolahan lahannya pun perlu pengawasan. Saat ini bibit jagung pipil tersebut masih ditunggu dari Dinas Pertanian Kubar,” terang Soimin.
Soimin berharpa agar Dinas Pertanian dapat memberikan solusi untuk penampungan hasil panen jagung hibrida itu dalam tiga bulan ke depan. Karena, mustahil jika 800 hektare tanaman jagung itu dapat dipasarkan di sekitar Kecamatan Bongan saja.
“Saya memperkirakan apabila bibit diturunkan pada Juni ini, maka masa tanam bisa dilakukan pada Agustus mendatang. Nah pada Oktober-November nanti adalah masa panen. Petani saat ini sudah berfikir, jika panen banyak harus dijual di mana gabah jagung hibrida itu nanti,” kata dia.
Menurutnya, sebaiknya Dinas Pertanian memberikan solusi, menunjuk salah satu koperasi di Kubar sebagai penampung hasil panen petani nanti.
“Mudah-mudahan Dinas Pertanian ada solusi untuk menampung hasil panen
jagung petani. Saat ini petani kurang bersemangat, karena belum ada penampung besar gabah jagung,” imbuhnya. (imr)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.