JAKARTA - Sebanyak 200.000 gelar palsu dijajakan oleh sekolah online gadungan setiap tahunnya di Amerika Serikat. Sekolah online palsu itu lantas dijuluki sebagai pabrik diploma.

Berdasarkan situs Business Insider yang dilansir Sabtu (9/9/2017), setiap tahun ada 350 situs yang menyamar sebagai perguruan tinggi online dan menjual sekira 200.000 gelar di wilayah Amerika Serikat dan negara lain di sekitarnya.

Meski nampak nyata, situs-situs gadungan tersebut memiliki akreditasi palsu. Mereka menawarkan ijazah palsu dan menipu hingga ribuan dolar. Dan mendekati tahun ajaran baru, penipuan jenis ini dikhawatirkan akan merajalela hingga menipu para calon mahasiswa.

Bila kamu hendak mengambil gelar secara online malalui situs-situs luar, ada beberapa kunci agar kamu tak tertipu situs gadungan seperti ini. Apa saja?

Nama

Situs perguruan tinggi online biasanya menggunakan nama-nama besar universitas besar dan terkenal untuk memancing calon mahasiswa. Pada 2015 lalu, New York Times menerbitkan sebuah investigasi pabrik diploma di Pakistan yang menggunakan modus untuk memakai nama universitas terkenal seperti Columbiana, Barkley, dan Mount Lincoln. Niatnya lagi, situs itu akan menipu desain web seperti tipografi dan warna desain yang menyerupai situs aslinya.

Waktu kuliah yang sangat singkat

Pabrik Diploma ini berasumsi bahwa dengan mengambil gelar online, calon mahasiswa mencari jangka waktu yang sangat singkat. Nah, situs-situs ini akan menawarkan waktu kuliah yang tak masuk akal, misalnya beberapa bulan atau beberapa minggu saja. Free Trade Commission memperingati di situsnya bahwa, jika sebuah situs menawarkan untuk meraih gelar cepat dalam beberapa hari, minggu, atau berbula-bulan, kemungkinan besar itu adalah situs abal-abal.

Biaya tetap

Meraih ijazah sungguhan pasti tidak mudah. Namun, situs penipuan ini akan mengiming-imingi biaya di bawah standar dan biasanya harus dibayar di muka dengan beberapa ratus dolar saja.

Menjanjikan pengalaman

Pengalaman belajar hanya didapatkan di perguruan tinggi sungguhan. Namun, beberapa situs tipuan ini menggunakan metode “marketing”-nya dengan memakai slogan seperti “real world experience” atau “life lessons” dalam penjualan tipuan mereka. (oz)