Jumat, 22/09/2017

Dosen UBT Minta Cende-ramata kepada Mahasiswa

Jumat, 22/09/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Dosen UBT Minta Cende-ramata kepada Mahasiswa

Jumat, 22/09/2017

TARAKAN – Rektor Universitas Borneo Tarakan (UBT), Profesor Adri Patton mendapati laporan dari mahasiswa mengenai adanya oknum dosen yang meminta cendramata terhadap mahasiswa yang akan maju seminar skripsi. Dari laporan itu, telah ditindaklanjuti langsung dengan memanggil dekan fakultas.

Adri Patton menjelaskan, awalnya dirinya mendapati informasi melalui halaman website yang ada. Namun, baru-baru ini ada mahasiswa yang langsung mendatanginya untuk melaporkan hal tersebut. Menurutnya, dosen yang meminta cendramata ataupun makanan terhadap mahasiswa, hal itu sangat tidak wajar. 

“Itu tidak wajar. Dan saya akan tindak itu. Saya tidak mau hal ini terjadi. Dan saya sudah dengar kalau ini sudah lama terjadi,” ungkapnya saat dikonfirmasi media ini, Kamis (21/9).

Dibeberkannya, dosen yang meminta makanan ataupun sebuah cendramata  seorang perempuan berinisial MA. Dosen tersebut mengajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Dirinya telah memanggil dekan dari fakultas terkait, untuk memberikan teguran dan sanksi terhadap dosen tersebut. 

Untuk sanksi awal yang diberikan terhadap dosen, yakni diberikan peneguran dan pembinaan. Bahkan, dirinya tidak akan memberikan jabatan dosen tersebut. Walaupun dosen tersebut telah diusulkan dan telah memenuhi persyaratan. “Kalau tidak bisa dibina, baru kita binasakan. Gitu aja,” tegas Adri. 

Sejak saat itu, kata Adri, dosen terkait belum pernah bertemu langsung kepadanya untuk meminta maaf. Lantaran, nantinya dosen tersebut akan bertemu dengan Dekan fakultas terlebih dahulu. Kemudian, selanjutnya dosen itu akan bertemu dengannya. “Saya akan tindak tegas dia. Memang kalau di FKIP ini rawan,” ujarnya. 

Ditanyakan mengenai banyaknya keluhan mahasiswa terkait dosen yang mempersulit saat menjalankan program skripsi, Adri menjelaskan, hingga saat ini dirinya belum mendapati laporan tersebut. Akan tetapi, selama menjalani program mata kuliah hal itu adalah sebuah proses. Seperti mengajukan judul dan konsultasi dengan dosen. Kendati demikian, pihaknya akan terus mengevaluasi akan hal itu. 

“Tetapi sampai saat ini, tidak ada mahasiswa yang dipersulit oleh dosen. Kalau mahasiswa melakukan bimbingan dua sampai tiga kali, itu hal yang wajar. Saya sendiri saja, waktu kuliah S1 S2 dan S3, itu saya lima sampai delapan kali bimbingan,” ucapnya. 

Dengan bimbingan, pihaknya menginginkan skripsi mahasiswa itu layak. Karena skripsi itu akan dibaca oleh orang. Apabila saat dibaca skripsi itu tidak benar, maka lembaga itu yang akan malu. “Yang malu dosen, termasuk mahasiswanya. Seperti kesalahan penulisan dan lainnya. Jadi jangan hanya dua kali bimbingan selesai. Harus ikutin juga prosesnya,” tukasnya. (mus217)


Dosen UBT Minta Cende-ramata kepada Mahasiswa

Jumat, 22/09/2017

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.