Rabu, 18/10/2017

Produksi Ayam Lokal Meningkat

Rabu, 18/10/2017

ILUSTRASI

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Produksi Ayam Lokal Meningkat

Rabu, 18/10/2017

logo

ILUSTRASI

SAMARINDA - Data statistik Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Kaltim menunjukkan produksi ayam buras pada 2015 sekitar 5.042,6 ton dan naik di tahun 2016 menjadi 5.271,6 ton. Informasi mengenai produksi ayam buras Kaltim ini diungkapkan Kepala Disnak Keswan Kaltim H Dadang Sudarya.

Menurut dia, terkait peternakan saat ini, unggas memegang peranan penting dalam pemenuhan protein hewani serta mendukung perekonomian masyarakat.  

Dia menyebutkan pada 2015 tercatat ada pemasukan day old chicken (DOC) ayam buras  321.400 ekor dan ternak ayam buras potong 73.490 ekor. Sedangkan pada 2016 pemasukan DOC ayam buras 202.400 ekor dan ternak ayam buras potong 57.270 ekor. 

“Jumlah konsumsi pada tahun 2015 sebanyak 4.790,5 ton, sedangkan pada tahun 2016 meningkat menjadi 5.008 ton,” sebut Dadang.  Secara supply demand, ujarnya produksi lokal masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan, sehingga pada 2015 hingga 2016 tidak ada pemasukan berupa daging ayam buras.  

Berbeda dengan produksi itik pada tahun 2015 sebesar 79,6 ton dan pada tahun 2016 sebesar 79,4 ton. Sedangkan konsumsi daging itik pada tahun 2015 sebesar 127,5 ton dan di tahun 2016 sebesar 199,5 ton.  Terjadi kekurangan signifikan pemenuhan daging itik dari produksi lokal, sehingga 2015 tercatat terdapat pemasukan daging itik sebanyak 51,9 ton dan tahun 2016 sebesar 124,1 ton. 

“Konsumsi ayam buras masih sangat rendah yaitu 6,6 persen dari total pemenuhan kebutuhan daging di Kaltim,” ungkap Dadang. Menurutnya, pemerintah menganggap ayam kampung tidak hanya sebagai pelengkap dalam industri perunggasan tetapi komoditas strategis untuk ketahanan pangan.  

Dia mengemukakan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan telah mengalokasikan dana dalam upaya meningkatkan populasi ayam bukan ras. Kegiatan ditujukan bagi  peternak lokal yang potensial untuk mengembangkan ayam bukan ras yang dialokasikan APBN melalui Disnak Keswan Kaltim. 

“Unggas lokal menjadi komoditas strategis dengan ditunjukkan seriusnya pemerintah dalam membina kelompok-kelompok unggas lokal di Indonesia termasuk Kaltim,” katanya. Dadang menjelaskan pada 2011 dialokasikan dana APBN (Bansos) Rp1,518 miliar untuk 10 kelompok unggas di kabupaten/kota di Kaltim.  Pada 2012, dialokasikan bansos untuk kegiatan pemeliharaan unggas di pedesaan sekitar Rp500 juta untuk empat kelompok dan kegiatan pembibitan ayam lokal Rp75 juta.   

Kemudian 2013, kegiatan Pengembangan Budidaya Unggas Lokal yang di alokasikan untuk empat kelompok, integrasi ternak unggas satu kelompok dan pembibitan ayam lokal dua kelompok. Dana tersebut menurut Dadang dialokasikan pemerintah guna meningkatkan skala usaha melalui pengembangan usaha ayam lokal seperti pengembangan village breeding centre (VBC) atau pusat peternakan pedesaan. (kgi)


Produksi Ayam Lokal Meningkat

Rabu, 18/10/2017

ILUSTRASI

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.