TENGGARONG – Iansyahrecha alias Labok,  menolak dikatakan sebagai raja palsu. Ia kukuh menganggap dirinya sebagai Raja Mulawarman, kerajaan yang telah ditaklukkan oleh Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura pada ada ke-13 silam.

Meski ‘kerajaan’ yang dipimpinnya tak memiliki istana dan bahkan tak banyak diakui oleh masyarakat Muara Kaman sendiri, Labok meminta agar mereka yang menyebutnya raja palsu lebih dahulu belajar sejarah dan memahami silsilah sebenarnya. 

“Itu hak mereka, pastinya Allah tidak tidur,”  ujar Labok saat dihubungi Koran Kaltim, Senin (10/9) kemarin.

Labok juga terkesan tak ambil pusing dengan ancaman akan dipolisikan oleh Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura karena telah mengaku-ngaku sebagai raja.

“Sudah dari zaman Kutai sepatu besi, sampai gigit jari selalu saja begitu,” ungkap Labok dengan nada satire. 

Namun, Labok enggan berkomentar panjang lebar menganggapi pertanyaan yang diajukan Koran Kaltim. 

Sebelumnya, Kesultanan Kutai Ing Martadipura telah bertemu tokoh adat dan tokoh masyarakat Kecamatan Muara Kaman di Kedaton Kesultanan Kutai pada 30 Agustus lalu. Pertemuan tersebut menyepakati Kerajaan Mulawarman sudah tidak ada lagi semenjak ditaklukkan dan disatukan dengan Kesultanan Kutai.  

Dalam diskusi itu, masyarakat Kecamatan Muara Kaman yang diwakilkan oleh para tokoh adat dan tokoh masyarakat tidak mengakui dan tidak mendukung keberadaan Kerajaan Mulawarman. Labok disebut-sebut tidak memiliki darah keturunan yang mengindikasikannya sebagai seorang raja lantaran ayah Labok diketahui tidak berdarah Kutai. (rf218)