Jumat, 25/01/2019

Gerakan Literasi Kutai Kupas Buku Loa Kulu Dalam Catatan

Jumat, 25/01/2019

Kegiatan bedah buku yang digelar oleh Gerakan Literasi Kutai mengupas isi buku Loa Kulu dalam Catatan yang ditulis oleh Supriyanto ( Reza / korankaltim)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Gerakan Literasi Kutai Kupas Buku Loa Kulu Dalam Catatan

Jumat, 25/01/2019

logo

Kegiatan bedah buku yang digelar oleh Gerakan Literasi Kutai mengupas isi buku Loa Kulu dalam Catatan yang ditulis oleh Supriyanto ( Reza / korankaltim)

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Gerakan Literasi Kutai menggelar Seminar Buku Loa Kulu Dalam Catatan di Hotel Grand Elty Singgasana, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara pada Kamis (24/1).

Dalam seminar tersebut mengupas tuntas isi buku Loa Kulu Dalam Catatan karya Pemerhati Budaya Loa Kulu, Supriyanto. Di dalamnya dituliskan sejarah Kota Loa Kulu yang sempat menjadi pusat perekonomian di masa penjajahan Belanda dan Jepang tempo dulu sebagai kota tua dalam industri pertambangan semenjak tahun 1882 Tempo dulu, bahkan peninggalan historis kerajaan Kutai pada tahun 1732 lalu.

Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Sri Wahyuni sangat mengapresiasi tulisan tersebut yang didalamnya diceritakan objek-objek sejarah yang berpotensi pariwisata.

“Pariwisata sekarang yang sedang tren adalah bagaimana orang itu dapat pengalaman dari cerita dibalik sebuah objek wisata, cerita dibalik atraksi, dan cerita dibalik sejarah. Apalagi sejarah itu cuma ada di daerah ini saja tidak dijumpai di daerah lain,” kata Sri kepada Koran Kaltim.

Hal-hal seperti itu, lanjut Sri, tidak hanya menarik untuk dikulik agar masyarakat tahu historis dari peninggalan sejarah di Loa Kulu, sehingga kesadaran untuk melestarikan peninggalan tersebut tumbuh dibenak masyarakat untuk dijadikan objek wisata.

“Kita harapkan ini dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat, kelompok sadar wisata dari oleh mereka untuk mereka pula. Kalau masyarakat terlibat, tadi disebutkan oleh kepala museum maka akan ada rasa memiliki melestarikan dan kebanggaan untuk menjaga cerita sejarah dan menyampaikan kepada pengunjung,” ujarnya.

“Kita mempersiapkan pembentukan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata),  setidaknya kita punya komitmen untuk menjadikan Loa kuku sumber kekuatan untuk kebangkitan kembali,” tutupnya. (rf218)


Gerakan Literasi Kutai Kupas Buku Loa Kulu Dalam Catatan

Jumat, 25/01/2019

Kegiatan bedah buku yang digelar oleh Gerakan Literasi Kutai mengupas isi buku Loa Kulu dalam Catatan yang ditulis oleh Supriyanto ( Reza / korankaltim)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.