Senin, 11/02/2019

Bus Pelajar Tinggal Tiga yang Beroperasi, Itu pun Layak Jadi Besi Tua

Senin, 11/02/2019

Satu dari tiga bus Gerbang Dayaku yang dipaksa tetap digunakan untuk membawa pelajar. Belasan bus lainnya kini tak diketahui lagi kondisinya

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Bus Pelajar Tinggal Tiga yang Beroperasi, Itu pun Layak Jadi Besi Tua

Senin, 11/02/2019

logo

Satu dari tiga bus Gerbang Dayaku yang dipaksa tetap digunakan untuk membawa pelajar. Belasan bus lainnya kini tak diketahui lagi kondisinya

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Bus Gerbang Dayaku yang diperuntukkan untuk mengangkut pelajar di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kini hilang tak berbekas. Informasi yang diterima, saat ini hanya tinggal tiga unit bus yang beroperasi.

Selain itu, kondisi bus ini juga sangat memprihatinkan, salah satunya adalah Bus Gerbang Dayaku yang mengangkut pelajar di Kelurahan Loa Tebu, Tenggarong. Bahkan muncul tuntutan agar bus tersebut diganti. Uniknya, tuntutan ini tertulis langsung di bagian belakang badan bus tersebut.

Menurut Kabid SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Tulus Sutopo, saat ini hanya tersisa tiga bus Gerbang Dayaku  untuk pelajar masih beroperasi. Padahal, saat pengadaan bus zaman Bupati Syaukani HR, setiap kecamatan mendapatkan masing-masing satu unit.

“Sepengetahuan saya tinggal 3 bus yang operasi, yakni bus pelajar rute Samboja-Muara Jawa, bus pelajar Kota Bangun dan terakhir bus pelajar Loa Tebu,” kata Tulus kepada Koran Kaltim, Minggu (10/2/2019).

Hanya saja, kata dia, untuk pengawasan terhadap bus tersebut bukan di Disdikbud, tapi di setiap kecamatan. “Itu kewenangan di masing-masing kecamatan bukan di Disdikbud,” bebernya.

Kondisi ini jelas sangat memprihatikan mengingat tidak adanya sarana transportasi umum yang memadai di Kabupaten Kukar ini. Hasilnya, banyak pelajar yang menggunakan sepeda motor ke sekolah dan ini rawan terjadi kecelakaan.

Informasi yang dihimpun, korban lakalantas di Indonesia didominasi oleh kaum milenial terutama pelajar yang suka ngebut-ngebutan di jalan raya karena mendapatkan fasilitas motor dari orangtua.

“Bagi kami keberadaan bus itu sangat penting karena diperuntukan untuk siswa di Kukar. Tapi keberadaan bus tersebut tidak ada lagi, bangkainya pun sudah tidak ditemukan,” kata Isnaini, Ketua Komisi IV DPRD Kukar.

Sepengetahuannya, saat ini hanya bus Loa Tebu saja yang operasi, sisanya tidak ada lagi. “Bangkai bus tersebut juga tidak ada. Bahkan beberapa tahun silam saat Hj Rusminah menjadi Camat Loa Kulu, bus Gerbang Dayaku menjadi besi tua yang dipotong-potong kemudian dijual,” bebernya.

 Hanya saja, kata dia, DPRD khusus Komisi IV tidak bisa melakukan pengawasan karena bus tersebut merupakan sumbangan almarhum Syaukani HR saat masih menjabat bupati beberapa tahun silam. “Itu kalau nggak salah hibah dari Pak Syaukani. Makanya tidak bisa dilakukan pengawasan,” harapnya.

Meski keberadaan bus pelajar itu sangat penting, Pemkab Kukar sepertinya tidak akan melakukan pengadaan bus pelajar dalam waktu dekat. Selain tidak ada usulan, kondisi keuangan Kukar juga tidak memungkinkan untuk pengadaan bus pelajar tersebut.

“Kondisi keuangan belum stabil, nanti jika kondisi keuangan sudah aman dan sudah ada pemasukan dari pengelolaan PI Blok Mahakam mungkin bisa,” terang Politikus Golkar ini.


Penulis: */amin

Editor: Muh.Huldi

Bus Pelajar Tinggal Tiga yang Beroperasi, Itu pun Layak Jadi Besi Tua

Senin, 11/02/2019

Satu dari tiga bus Gerbang Dayaku yang dipaksa tetap digunakan untuk membawa pelajar. Belasan bus lainnya kini tak diketahui lagi kondisinya

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.