Kamis, 30/05/2019

Gagal di Pemilu, Caleg Stres Asal Kukar Ini Direhab di Purbalingga

Kamis, 30/05/2019

Ilustrasi

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Gagal di Pemilu, Caleg Stres Asal Kukar Ini Direhab di Purbalingga

Kamis, 30/05/2019

logo

Ilustrasi

KORANKALTIM.COM, PURBALINGGA - Jika tak siap gagal, maka sakit hati lah yang didapat. Begitu lah yang dialami sebagian calon anggota legislatif gagal terpilih untuk duduk di parlemen dalam pemilu 2019.

Ada yang mengalami stres. 

Salah satunya Busu Uni, bukan nama sebenarnya. Ia bertarung di kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, untuk duduk di kursi anggota DPRD. 

Sejak tiga hari setelah hari pencoblosan hingga sekarang, Busu Uni justru duduk di tempat lain: panti rehabilitasi jiwa dan narkoba di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Ia stres usai gagal memperoleh kursi parlemen.

“Kacau. Bingung,” imbuh Busu Uni, lirih.

Dikutip dari bbcindonesia.com, Ketua Yayasan Annur, Supono, yang memiliki Panti Rehabilitasi Jiwa dan Narkoba Mustajab serta Rumah Sakit Khusus Jiwa dan Narkoba H. Mustajab, mengaku sudah merawat caleg stres sejak 2014.

“(Tahun) 2014 kemarin ada hampir 30 caleg stres, jadi keganggu (jiwanya) lah. Sekarang, 2019, kita kedatangan lagi teman-teman kita yang tidak beruntung,” tutur Supono. 

“Tapi saya mengatakan bukan stres itu, hanya terganggu. Dia hanya kaget saja,” katanya.

Pengalaman pahit Busu Uni juga dialami caleg-caleg gagal lainnya di seantero Indonesia. Sebagiannya mencari pertolongan dengan mendatangi fasilitas rehabilitasi seperti yang dimiliki Supono. “Di sini saya menemukan ketenangan,” ungkap Busu Uni.

Busu Uni mengaku nyaleg atas kemauannya sendiri. Ia ingin merubah nasib rakyat Kutai Kartanegara.  “Devisanya nomor satu di Indonesia, tapi (kesejahteraan) masyarakatnya masih di bawah rata-rata,” ungkap Busu Uni.

Kabupaten Kutai Kartanegara memang dikenal sebagai salah satu penghasil devisa terbesar Indonesia berkat industri migas dan batu baranya.

Ia lantas tak ragu menggelontorkan dana pribadi hingga meminjam sana-sini demi asanya menjadi anggota dewan. Duit sebesar lebih dari Rp1 miliar terkumpul untuk memodali impiannya itu. “Yang besar biaya baliho sama stiker. Sama kaus,” ujarnya.

Katanya, alokasi anggaran untuk belanja alat peraga kampanye (APK) mencapai 60 persen modal yang dikantonginya. Sisanya, ada yang ia siapkan untuk membayar tim sukses, ada pula yang ia belikan sembako untuk dibagikan kepada masyarakat di daerah pemilihannya sebagai sogokan.

“Kebanyakan (warga) sih menerima (saya), Mas. Welcome sama kampanye saya,” lanjutnya dengan suara yang konsisten pelan dan perlahan, “cuma di saat penghitungan, suara saya minim sekali.”

Saat mendengar itu dari tim suksesnya di lapangan, ia merasa kacau. Ia kadung siap jadi penyambung lidah rakyat.

“Bagian juru kampanye saya yang kayaknya bohongin saya, Mas, bagian lapangan saya,” ungkap Busu Uni menahan geram. (bbc)

Gagal di Pemilu, Caleg Stres Asal Kukar Ini Direhab di Purbalingga

Kamis, 30/05/2019

Ilustrasi

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.