TENGGARONG – Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kutai Kartanegara, Getsmani Zeth mengibaratkan Kukar saat ini tidak seperti gula yang banyak didatangi semut, karena rasa manis yang menjadi daya tarik sudah berkurang. Kukar pernah membludak didatangi pendatang yang ingin bekerja di sektor batu bara, saat justru terbalik banyak orang yang ingin keluar dari Kukar.

“Antara tahun 2011-2013 pendatang yang datang ke Kukar membludak, saat ini yang banyak malah ingin keluar dari Kukar,” kata Getsmani kepada Koran Kaltim.

Kukar yang lebih banyak mengandalkan SDA menjadi daya tarik tersendiri bagi pendatang. Saat ini, sektor perkebunan masih normal, sedangkan untuk sektor batu-bara dan migas mengalami perlambatan.

“Mudah-mudahan perekonomian Kukar akan kembali normal, dan Kukar semakin banyak dikunjungi kembali oleh pendatang,” jelasnya.

Kabid Pelayanan Pendaftaran Penduduk, Yasmet menambahkan, rata-rata 400 orang keluar dari Kukar setiap bulannya.

Pada Juni lalu saja, sebanyak 419 orang memilih pindah keluar Kukar. Sementara jumlah pendatang jauh lebih sedikit. 

“Rata-rata yang keluar dari Kukar per bulannya mencapai 400 orang, sedangkan yang datang ke Kukar rata-rata tiap bulannya 200 orang,” ujarnya.

Yasmet menyebut, perpindahan ini tentu dipengaruhi oleh lesunya perekonomian di tengah tutupnya sejumlah perusahaan di Kukar di samping ada juga warga pendatang yang ingin menikmati masa tuanya di kampung halamannya. 

“Masih ada yang tidak melapor ketika pindah keluar Kukar karena tidak ada keharusan bagi mereka untuk melapor ke Disdukcapil, cuma dianjurkan untuk melapor agar tertib administrasi kependudukan,” jelasnya. (ran)