TENGGARONG – Siapa menyangka Kedaton Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura kerap kebanjiran setiap turunnya hujan. 

Seperti yang terjadi pada Senin (14/8) kemarin. Ruang sekretariat kedaton yang terletak di lantai dasar tergenang air setinggi 10-20 centimeter atau di atas mata kaki. Ironisnya, banjir itu sudah berulang-ulang terjadi sejak 2014 lalu. 

“Kalau hujan ya banjir begini, kami sudah sampaikan ke pemkab namun belum juga ditindak lanjuti, ditinjau pun tidak pernah,” kata HAP Puger kepada Koran Kaltim.

Akibat banjir ini, beberapa aset kedaton seperti lemari dan lainnya rusak karena kerap terendam banjir. Bahkan banjir terparah pernah terjadi dengan ketingian air selutut orang dewasa. “Gimana kita mau kerja kalau kondisi ruangan seperti ini,” keluhnya.

Pangeran Puger pun khawatir jika kondisi kedaton yang kerap kebanjiran ini akan merusak aset seperti lemari, termasuk kekhawatiran akan pondasi bangunan kedaton ke depan. Apalagi di dalam sekretariat tidak ada lubang pembuangan.

Cara untuk mengeringkannya pun harus disedot dengan mesin pompa. “Airnya itu entah datangnya darimana, mungkin dari bawah (Tanah), tapi intinya setiap hujan pasti banjir,” bebernya.

Ia pun berharpa pemkab terutama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kukar untuk menurunkan tim guna meninjau kondisi ruang sekretariat kedaton yang kerap dilanda kebanjiran ini. “Ini ‘kan aset pemkab juga, ya sama-sama kita jagalah. Kami paham dengan kondisi ekonomi sekarang, tapi minimal pemkab turunkan tim untuk meninjau kondisi ini dulu,” ungkap.

Sebab, lanjut Pangeran Puger, Pemkab Kukar lah yang membangun kedaton tersebut dan SKPD terkait, yakni DPU Kukar yang lebih memahami cara penanggulangan agar tidak terjadi banjir di dalam sekretariat Kedaton Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura itu. (ami)