Selasa, 13/06/2017

Tarif Feri di Sebelimbingan ‘Cekik’ Penumpang

Selasa, 13/06/2017

ILUSTRASI

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Tarif Feri di Sebelimbingan ‘Cekik’ Penumpang

Selasa, 13/06/2017

logo

ILUSTRASI

TENGGARONG – Akses Jalan Sebelimbingan, Kecamatan Kota Bangun yang rusak parah dan putus akibat diterjang banjir, dimanfaatkan para pengusaha feri tradisional sebagai peluang usaha. 

Hanya saja, mereka memungut tarif yang sangat mahal kepada penumpang  yakni Rp250 ribu untuk mobil dan Rp50 ribu untuk motor.

Kondisi ini tentu saja sangat memberatkan penumpang, namun mereka tidak punya pilihan lain kecuali naik feri tradisional, pasalnya akses Jalan Sebelimbingan tidak bisa dilewati. 

“Kalau naik feri dari Desa Liang Kota Bangun, tarif mobil hanya dikenakan Rp50-Rp60 ribu. Ada petugas Dishub yang mengontrol di sana. Namun di Sebelimbingan, tarif feri mencapai Rp250 ribu untuk mobil dan Rp50 ribu untuk motor dan ini sangat membebani masyarakat,” ujar warga Desa Tuana Tuha, Kecamatan Kenohan, Agus Supriadi, kemarin.

Kenaikan tarif feri ini dirasakan sejak sepekan lalu. Padahal, sebelumnya tarif mobil hanya Rp60 ribu dan motor Rp15 ribu. “Kondisi penyeberangan feri di Sebelimbingan ini tidak diawasi langsung oleh petugas Dishub sehingga pengusaha feri seenaknya menaikkan tarif yang mencekik penumpang. Persoalan ini harus cepat ditangani Dishub,” tutur Agus.

Ditambahkanya, penetapan tarif angkutan ini ditentukan oleh Dishub dengan biaya tidak merugikan masyarakat dan pengusaha feri. “Jangan malah hukum rimba yang diberlakukan, kasihan masyarakat yang bawa mobil kanvas (bawa barang), pulang-pergi bisa kena Rp500 ribu,” tuturnya.

Selain itu, warga Dusun Pandamaran, Desa Tuana Tuha, Kecamatan Kenohan, juga memanfaatkan kondisi jalan yang putus dengan membangun jembatan sepanjang 20 meter dari kayu bulat. Jembatan ini dibuat sekitar seminggu lalu. 

Lagi-lagi, ada unsur pungli ketika melintasi jembatan kayu itu. Warga memungut biaya Rp50 ribu untuk mobil yang melintasi jembatan dan motor Rp10 ribu. Ketika pengguna jalan komplain mengenai tarif masuk jembatan, warga sekitar pun menurunkan tarif menjadi Rp25 ribu untuk mobil dan Rp5 ribu untuk motor yang berlaku sejak tiga hari lalu.  “Jembatan ini juga perlu dikontrol petugas Dishub agar tidak ada pungli yang membebani masyarakat.Kita tidak ingin kondisi akses Jalan Sebelimbingan-Tuana Tuha yang rusak parah malah dimanfaatkan oknum untuk mengambil keuntungan besar, tapi justru merugikan masyarakat dan pengguna jalan,”pungkasnya. (ind) 

Tarif Feri di Sebelimbingan ‘Cekik’ Penumpang

Selasa, 13/06/2017

ILUSTRASI

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.