JAKARTA -- Pihak kepolisian menyatakan belum menemukan keterkaitan peristiwa ambruknya selasar di lantai 2 Tower II Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, dengan bahan peledak. “Sampai saat ini dapat dipastikan bukan karena bahan peledak atau bom,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto di Jakarta, Senin (15/1).

Setyo mengatakan petugas masih menyelidiki musibah ambruknya selasar di gedung BEI itu. 

Tower II Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) runtuh pada Senin (15/1) sekitar pukul 13.00 WIB . Kanopi atau plafon yang berada di lantai dua ambruk dan mengenai lantai di bawahnya.

“Itu kanopi yang roboh, bukan lift putus,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono, Senin (15/1).

Pihak pengelola gedung, Farida Diyadi menyatakan dirinya menyayangkan hal tersebut dan ini terjadi tiba-tiba. “Kita sangat menyayangkan kejadian hari ini. Tiba-tiba lantai runtuh,” ujar Farida kepada awak media di gedung BEI Tower 1, Jakarta, Senin (15/1).

Farida menyatakan kejadian tiba-tiba tersebut menyebabkan korban. Namun hingga saat ini belum bisa diberikan detail penyebab kejadian dan nama-nama  korban.

Ada 75 orang korban luka ambruknya selasar BEI. Mereka dirawat di empat RS yakni 17 orang di RSAL Mintohardjo, 31 orang di RS MRCCC Siloam, 7 orang di RSPP dan 20 orang di RS Jakarta. Dilaporkan sejumlah korban mengalami patah tulang. 

Seorang mahasiswi, Oktarina Sarah ikut menjadi korban luka ambruknya selasar Tower II Bursa Efek Indonesia (BEI). Oktarina ikut berada di bagian selasar saat ambruk pukul 11.56 WIB. 

“Saya habis naik tangga, mau cari ruangan. Tiba-tiba bruk,” ujar Oktarina, mahasiswi Universita Bina Darma, Palembang, saat ditemui di ruang perawatan RSAL Mintohardjo, Senin (15/1).

Mahasiswi jurusan Akuntansi angkatan 2015 ini bersama rekannya sedang datang ke BEI untuk kunjungan industri. Namun naas, banyak mahasiswa jadi korban setelah selasar ambruk. (rol/dtc)