Kamis, 10/01/2019

Buya Syafii : Razia Buku Bertema Komunias Harus Didasari Alasan Kuat

Kamis, 10/01/2019

TNI AD saat memamerkan hasil sitaan atas razia buku dengan konten komunisme beberapa waktu lalu. Razia ratusan buku ini mendapat sorotan karena tak didasari alasan yang jelas. ( ist )

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Buya Syafii : Razia Buku Bertema Komunias Harus Didasari Alasan Kuat

Kamis, 10/01/2019

logo

TNI AD saat memamerkan hasil sitaan atas razia buku dengan konten komunisme beberapa waktu lalu. Razia ratusan buku ini mendapat sorotan karena tak didasari alasan yang jelas. ( ist )

JAKARTA - Belum lama ini TNI menyita buku yang dianggap bertema komunis. Razia buku ini dilakukan di dua kota yaitu Kediri dan Padang.

Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif mengkritik razia dan penyitaan buku. Buya mengakui ada Tap MPRS terkait pelarangan ajaran komunis, tetapi tidak semua buku bisa dirazia. Menurutnya razia buku harus didasari pada alasan kuat.

“Aparat juga harus cerdas ya. Enggak semua (buku) harus dilarang. Itu juga (aparat) yang melarang tidak punya alasan yang sangat kuat. Menurut saya itu juga pembodohan,” ujar Buya Syafii, Rabu (9/1).

Anggota Dewan Penasehat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini menganggap razia buku harus dilakukan secara selektif. Sebelum merazia pun semestinya isi buku harus diketahui terlebih dahulu.

“Aparat juga harus belajar. Proses pencerdasan dan mencerdaskan kehidupan bangsa itu keseluruhan, termasuk aparat. Harus cerdas. Betul-betul pandai secara selektif mana yang berbahaya,” urai tokoh senior Muhammadiyah ini.

Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini menganggap jika paham komunis di banyak negara sudah jatuh. Selain itu paham komunis pun dinilai Buya Syafii sudah diarak ke dalam museum sejarah.

“Komunis itu sudah jatuh di mana-mana (di banyak negara). Kenapa takut sama komunis? Gimana? Komunisme itu sudah diarak ke museum sejarah. Kenapa harus takut lagi?,” tutup Buya Syafii.

Diberitakan sebelumnya, Kodim /0809 Kediri dalam hal ini Koramil 0809/11 Pare serta anggota Polres Kediri menyita ratusan buku bertema komunis dari tiga toko buku di wilayah Kampung Inggris, Pare, Kabupaten Kediri. Dari berbagai judul buku yang disita, dua di antaranya adalah tulisan aktivis Soe Hok Gie, Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan dan Di Bawah Lentera Merah.

Tiga toko buku tersebut antara lain Toko Buku Q Ageng satu dan dua di Jalan Brawijaya No. 67 Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri dan Toko Buku Abdi Jalan Brawijaya No. 123. Dari tiga toko tersebut milik dua orang pemilik

Pengamanan 160 buku-buku paham komunis ini berawal dari laporan informasi Babinsa yang ditugaskan dalam Bantuan Personel (BP) Unit Intelijen Koramil Pare . Petugas mendatangi tiga toko tersebut untuk melakukan pengamanan buku-buku berpaham komunis.

Setelah dilakukan pengamanan ratusan buku tersebut kemudian diamankan di tiga tempat yakni Koramil 0809/11 Pare, Polres Kediri dan Kesbangpol Kediri.

Pengamanan buku-buku tersebut dalam rangka menghindari keresahan di masyarakat. Kemudian mulai hari ini akan dilakukan kajian oleh Kejaksaan Kabupaten Kediri bersama, TNI, Polri dan Kesbangpol. Kita bareng-bareng melakukan kajian, nanti hasilnya bagaimana kita tunggu saja, kata Letkol Kav Dwi Agung Sutrisno, M.Si, (Han) Dandim, Kamis (27/12)

Penjualan buku paham komunis ini dianggap bertentangan dengan Tap MPRS No 25 Tahun 1966 Tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia. Sementara itu, pemilik toko akan dihadirkan ke Markas Koramil Pare untuk dimintai keterangan lebih lanjut. (mdc)

Buya Syafii : Razia Buku Bertema Komunias Harus Didasari Alasan Kuat

Kamis, 10/01/2019

TNI AD saat memamerkan hasil sitaan atas razia buku dengan konten komunisme beberapa waktu lalu. Razia ratusan buku ini mendapat sorotan karena tak didasari alasan yang jelas. ( ist )

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.