Jumat, 15/02/2019

Tagar #uninstallbukalapak dan #DukungBukaLapak Saling Kejar

Jumat, 15/02/2019

Achmad Zaky, CEO dan pendiri Bukalapak. Foto: Bukalapak

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Tagar #uninstallbukalapak dan #DukungBukaLapak Saling Kejar

Jumat, 15/02/2019

logo

Achmad Zaky, CEO dan pendiri Bukalapak. Foto: Bukalapak

KORANKALTIM.COM--Warganet ramai-ramai memboikot situs jual beli daring, Bukalapak. Tanda pagar (tagar) #uninstallbukalapak bahkan menjadi trending topic di jejaring sosial, Twitter. Kok bisa?

Usut punya usut, ternyata boikot itu bermula dari kritik yang disampaikan CEO Bukalapak, Achmad Zaky yang mengkritisi anggaran penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D) pemerintah dalam menghadapi Industri 4.0 yang terlalu kecil.

"Omong kosong Industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini. (2016, in USD) 1. US 511 B (bilion), 2. China 451 B, Jepang 165 B, 3. Jerman 118 B, 5. Korea 91 B, 11. Taiwan 33 B, Australia 23 B, 24. Malaysia 10 B, 25. Spore 10 B, 43. Indonesia 2 B. Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin," tulisnya di akun @acmadzaky.

Sejumlah warganet yang mendukung Joko Widodo di Pilpres 2019 langsung menyerang kritik Ahmad Zaky tersebut. Alasannya, karena Zaky dinilai tidak menghargai jasa Jokowi yang ikut mempromosikan Bukalapak  Mereka menyerukan boikot dan meramaikan tagar #uninstallbukalapak.

"Oke beres #uninstallbukalapak,” tulis akun @ambarblackbeard.

Achmad Zaky bahkan telah meminta maaf kepada para pendukung Jokowi atas kicauannya itu. Menurutnya, ada kesalahan persepsi tentang kicauannya itu di mata pendukung calon presiden 01 tersebut.

“Buat pendukung pak Jokowi, mohon maaf jika ada yg kurang sesuai kata2 saya. Jadi misperception. Saya kenal Pak Jokowi orang baik. Bahkan sudah saya anggap seperti Ayah sendiri (sama2 orang solo). Kemarin juga hadir di HUT kami. Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya,” tegasnya.

Dia menjelaskan bahwa R&D merupakan pembeda negara maju dan miskin. Jika R&D tidak kuat maka Indonesia akan berkutat pada perang harga terus. Sementara negara maju mulai memikirkan perang inovasi.

"Tujuan dari twit saya adalah menyampaikan fakta bahwa dalam 20 tahun sampai 50 tahun kedepan, kita perlu investasi riset dan SDM kelas tinggi. Jangan sampai kalah sama negara lain," jelasnya.

Namun demikian, para pendukung Jokowi tidak menggubris. Mayoritas mereka tetap meluapkan kekecewaan kepada Zaky.

“Terus terang ya sblm rame #uninstallbukalapak saya sih udh hapus aplikasi itu di hpku setelah baca twitnya si EO yg skrg dihapusnya. Buatku org ini hanya manfaatin doang. Terserah dia sih mau pilih siapa bebas aja tp apa ngga mikir dulu gitu soal dampak ke perusahaannya," tulis akun @nongandah. 

Namun, tagar #uninstallbukalapak akhirnya mendapat tandingan. Tagar #dukungbukalapak akhirnya disuarakan 'kubu sebelah'. Seperti akun twitter @lubis_mariska dengan cuitannya:

"Selamat pagi! Era Industri 4.0 sungguh tidak membutuhkan revolusi. Hanya membutuhkan niat dan usaha yang kuat untuk memajukan bangsa sendiri. #DukungBukaLapak."

Lalu ada cuitan akun @luckysubiakto, "Cuitan CEO @bukalapak, @achmadzaky pernyataan seorang profesional yg ingin RI tdk tertinggal dlm Industri 4.0. Dukungan thd pemerintah tdk dilakukan utk sekadar balas jasa. 

“Loyalty to the country always, loyalty to the government when it deserve it” -Mark Twain #DukungBukalapak".

Dari pantauan korankaltim.com, hingga pukul 08.46 Wita, tagar #uninstallbukalapak sudah di-tweet sebanyak 37 ribu lebih kali, sedangkan #DukungBukalapak sebanyak hampir 26 ribu tweet. 


Editor: Muh.Huldi

Tagar #uninstallbukalapak dan #DukungBukaLapak Saling Kejar

Jumat, 15/02/2019

Achmad Zaky, CEO dan pendiri Bukalapak. Foto: Bukalapak

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.