Jumat, 15/02/2019

Fakta, Sebagian Besar Megafauna Dunia Punah karena Dikonsumsi Manusia

Jumat, 15/02/2019

Ikan Paus ( Thinsktock/anarchyjim )

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Fakta, Sebagian Besar Megafauna Dunia Punah karena Dikonsumsi Manusia

Jumat, 15/02/2019

logo

Ikan Paus ( Thinsktock/anarchyjim )

KORANKALTIM.COM - Seberapa rakuskah manusia? Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Conservation Letters mungkin bisa sedikit banyak memberikan gambaran bahwa manusia benar-benar ada di peringkat pertama rantai makanan.

Dikutip dari kompas.com, studi mengungkapkan jika manusia telah memakan sebagian besar megafauna atau hewan besar di dunia. Termasuk di dalam klasifikasi ini adalah paus, hiu, kura-kura laut, buaya, salamander raksasa, singa, harimau, beruang, gajah, jerapah, serta badak.

Perilaku itu tak ayal membuat hewan-hewan tersebut berada dalam ambang kepunahan.

Para ilmuwan menyurvei populasi dari hampir 300 spesies megafauna di seluruh dunia. Hasilnya, setidaknya 200 spesies megafauna mengalami penurunan populasi, dan 150 spesies di antaranya menghadapi risiko kepunahan langsung.

Penyebab utamanya tak lain adalah tingkat konsumsi manusia terhadap megafauna tersebut. Entah untuk diambil dagingnya maupun diambil bagian tubuh lainnya yang dianggap berharga.

"Manusia telah menjadi predator super sejak periode Pleistosen yang berlangsung dari 2,5 juta hingga 11.700 tahun yang lalu," kata William Ripple, ketua tim peneliti.

Sejak 1760-an, sembilan spesies megafauna telah punah dari alam liar. Semuanya karena perburuan yang berlebihan serta perambahan habitat.  Saat ini, hal tersebut masih berlanjut. Bahkan ditambah dengan kombinasi potensi bahaya lainnya, seperti polusi, perubahan iklim dan pengembangan lahan.

Meski begitu Ripple menyebut jika satu-satunya ancaman terbesar tetap berasal dari manusia, yaitu diburu dan dibunuh. Tak heran kita menjumpai berita mengenai perburuan sirip hiu, perburuan gading gajah atau cula badak.

Hukum merupakan langkah penting untuk memperlambat kepunahan massal yang sedang berlangsung ini. Ripple pun berharap pemerintah terkait dapat membuat kebijakan dan menggunakannya untuk membuat program pendidikan, hukum, dan peraturan untuk melindungi hewan terbesar di dunia yang tersisa.


Tentang Megafauna

Megafauna merupakan istilah biologi yang luas dan dapat diterapkan pada sejumlah hewan besar, seperti T.rex. Namun untuk mempersempit studi, Ripple mendefinisikan megafauna sebagai vertebrata yang belum punah dengan berat tertentu.

Untuk mamalia, ikan bersirip dan bertulang rawan adalah yang memiliki berat lebih dari 100 kilogram. Sementara, untuk amfibi, burung, dan reptil adalah yang dengan berat lebih dari 40 kilogram.

Dari kategori tersebut, ilmuwan mengantongi 292 spesies hewan yang termasuk megafauna. Selanjutnya, ilmuwan menggunakan daftar Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) untuk menilai risiko kepunahan yang ditimbulkan.(*)

Fakta, Sebagian Besar Megafauna Dunia Punah karena Dikonsumsi Manusia

Jumat, 15/02/2019

Ikan Paus ( Thinsktock/anarchyjim )

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.