Kamis, 06/06/2019
Kamis, 06/06/2019
(Ilustrasi: kompas.com)
Kamis, 06/06/2019
(Ilustrasi: kompas.com)
KORANKALTIM.COM - Sebanyak 17 awak kapal Kapal Motor (KM) Lintas Timur masih hilang usai tenggelam selama empat hari di antara perairan Banggai laut, Sulawesi Tengah dan perairan Taliabo, Maluku Utara. KM Lintas Timur tenggelam sejak 1 Juni lalu.
Hingga kini baru satu awak kapal atas nama Yakub yang sudah ditemukan. Sementara 17 sisanya masih hilang. Yakub ditemukan kemarin petang setelah empat hari mengapung. Ia diselamatkan oleh sebuah kapal yang sedang melintas.
Yakub mengatakan KM Lintas Timur berawak 18 orang dan dinakhodai Martinus Matitaputi. Kapal berlayar dari Bitung, Sulawesi Utara, menuju Morowali, Sulawesi Tengah membawa semen. Dalam perjalanan, mesin kapal tiba-tiba mati sehingga mereka harus singgah di Lolak, Maluku Utara, untuk memperbaikinya. Setelah berlayar dari Lolak, mesin kapal kembali mati dan semua lampu penerangan ikut mati. "Para awak kapal berusaha memperbaiki kerusakan namun gagal," ungkap Yakub seperti dilansir dari Antara
Saat itu, kata Yakub, kondisi cuaca sangat buruk dan gelombang cukup tinggi sehingga posisi kapal tidak bisa dikendalikan saat terhempas gelombang besar. Yakub menyebut KM Lintas Timur itu tenggelam pada Sabtu, 1 Juni 2019 sekitar pukul 14.00 Wita. "Kapten kapal kemudian memerintahkan kami semua untuk meninggalkan kapal. Posisi kapal saat itu berada di sekitar Taliabo, Maluku Utara," ujarnya.
Yakub kemudian terapung-apung di laut selama empat hari, hingga melintas MVNurbayaksar dan menyelamatkannya pada Selasa (4/6) petang. Sampai saat ini, Tim SAR masih melakukan pencairan terhadap 17 ABK lainnya.
Adapun nama-nama ABK KM Lintas Timur yang tenggelam adalah Martinus Matitaputi (Nahkoda), Rifki, Seken, Krisna, Muh. Amri, Zulkifli, Lukas, Karno, Abas, Riko, Yoga, Sigil Olimam, Lukmi, Amis, Yakub (korban selamat), Bahar, Jefri, dan Nur.
Badan SAR Nasional Palu, Sulawesi Tengah mengerahkan satu kapal KM SAR Bhisma mencari KM Lintas Timur yang tenggelam di perairan Selat Taliabo, Provinsi Maluku Utara. Kepala Kantor SAR Palu Basrano mengakui insiden itu terjadi di musim mudik lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah. "Dalam perjalanan mesin kapal kembali rusak dan semua sistem kapal tidak berfungsi. Tingginya gelombang dan cuaca buruk membuat kapal oleng dan tidak bisa dikendalikan," tutur Basrano.
Basarnas Palu mengerahkan 15 personel melalui Pos SAR Luwuk melakukan pencarian di wilayah Perairan Kabupaten Banggai dan sekitarnya, hingga kini baru satu korban ditemukan.
Dia menyebut, pencarian berada di koordinat 1°34'4.31"E - 122°21'45.35"E hingga 1°29'34.25"S - 122°35'12.19"E diarah timur perairan Sulawesi Tengah. "Kondisi cuaca hujan sedang dengan tinggi gelombang dua sampai 2,5 meter," ungkap Basrano. (*)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.