Kamis, 02/04/2020

Hati-Hati Beli Alat Rapid Test di Situs Belanja Online

Kamis, 02/04/2020

Ilustrasi ( Foto: Ist)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Hati-Hati Beli Alat Rapid Test di Situs Belanja Online

Kamis, 02/04/2020

logo

Ilustrasi ( Foto: Ist)

KORANKALTIM.COM, JAKARTA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengingatkan masyarakat untuk hati-hati jika hendak melakukan uji virus corona Covid-19 secara mandiri dengan alat rapid test yang dibeli di situs belanja online. 

Peneliti LIPI Wien Kusharyoto mengatakan masyarakat harus memastikan apakah alat tersebut memiliki akurasi dalam mendeteksi Covid-19. "Publik harus hati-hati memilih tes-nya. Mungkin ada baiknya mencari sumber bahwa alat rapid test-nya tersebut memiliki sensitivitas dan berfungsi dengan baik," ujar Wien seperti diwartakan cnnindonesia.com Rabu (1/4/2020) kemarin.

Wien menuturkan sejumlah negara memiliki masalah terkait dengan alat rapid test yang dimilikinya. Misalnya Spanyol, dia berkata alat rapid test yang dibeli dari sebuah perusahaan di China tingkat akurasinya hanya 30-35 persen.

Sehingga sejumlah warga Spanyol yang positif dinyatakan negatif dalam alat rapid test tersebut.  Tak hanya Spanyol, dia mendapat informasi bahwa negara seperti Turki, Ceko, hingga Belanda juga memiliki masalah yang sama seperti China. "Jadi semuanya tergantung dari produsennya. Karena banyak juga yang memproduksi alat rapid test," jelas Wien

Rapid test merupakan cara untuk mengetahui sejarah seseorang apakah pernah terinfeksi Covid-19 atau sebaliknya.  “Tujuan rapid test sebenarnya adalah mendetekasi apakah seseorang pernah terinfeksi oleh Covid-19 atau belum. Kalau sudah lama, misalnya sudah dua minggu, ada kemungkinan hasil testnya itu positif," sebutnya

Selain riwayat infeksi, Wien menyampaikan rapid test digunakan untuk mengetahui orang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala. Sebab, orang tanpa gejala ketika terinfeksi Covid-19 bisa menularkan virus tersebut kepada orang lain tanpa diketahui. "Sedangkan yang negatif maka saya cenderung untuk 10 hari kemudian dites kembali karena antibodinya sudah terbentuk," ujar Wien.

 Di sisi lain, Wien mengaku rapid test tidak berbahaya. Dia menyebut rapid test Covid-19 seperti mengets kehamilan pada perempuan. Perbedaan, kata dia terletap pada pengambilan darah untuk rapid test Covid-19. “Jadi kalau seorang berani menusuk ujung jarinya sendiri kemudian meneteskan itu ke alkitnya tu sebenarnya itu tidak masalah," pungkas Wien. (*)

Hati-Hati Beli Alat Rapid Test di Situs Belanja Online

Kamis, 02/04/2020

Ilustrasi ( Foto: Ist)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.