Kamis, 03/05/2018
Kamis, 03/05/2018
ESTA DI BERNABEU: Pemain-pemain Real Madrid bergembira dengan fans mereka setelah memastikan menembus fase final untuk ketiga kalinya secara beruntun di Liga Champions. (dailymail)
Kamis, 03/05/2018
ESTA DI BERNABEU: Pemain-pemain Real Madrid bergembira dengan fans mereka setelah memastikan menembus fase final untuk ketiga kalinya secara beruntun di Liga Champions. (dailymail)
MADRID – Bayern Munchen memperpanjang catatan minor, selalu dikalahkan wakil-wakil Spanyol dalam lima musim terakhir di ajang Liga Champions. Terbaru, Die Roten disingkirkan Real Madrid pada fase semifinal yang leg kedua dimainkan di Santiago Bernabeu Rabu (2/5) dinihari kemarin.
Kalah pada leg pertama 1-2 di Allianz Arena, Bayern mampu menahan imbang Madrid di Santiago Bernabeu 2-2, namun itu tak cukup untuk membuat mereka lolos karena aggregate jadi 3-4 untuk Los Blancos. Ini kegagalan kedua beruntun Bayern dari lawan yang sama seperti musim lalu namun di fase berbeda, 16 Besar.
Die Roten unggul lebih dulu menit ketiga berkat gol Joshua Kimmich. Keunggulan itu disamakan oleh Karim Benzema di menit ke-11. Di babak kedua, Madrid unggul cepat. Gol kedua Benzema tercipta pada menit ke-46, meneruskan blunder kiper Bayern, Sven Ulreich. Bayern bisa menyamakan kedudukan lewat mantan pemain Madrid, James Rodriguez. Ini jadi kelolosan ketiga kalinya beruntun wakil LaLiga Spanyol tersebut. Madrid kini tinggal menunggu lawan di babak final. Mereka akan berhadapan dengan Liverpool atau AS Roma di Kiev, Ukraina, pada 26 Mei mendatang.
Pelatih Madrid, Zinedine Zidane, mengatakan Liga Champions sudah mendarah daging bagi Los Blancos. Padahal di musim ini posisi mereka di kompetisi LaLiga sedang merosot. “Liga Champions ada dalam DNA klub. Kami tidak pernah berhenti berjuang sampai menit akhir, seperti yang dilakukan pemain Bayern malam ini,” ujar Zidane, seperti dikutip dari Sky Sports.
Diakui pelatih asal Prancis tersebut, tidak mudah perjalanan anak asuhnya di Liga Champions musim ini. Melawan Bayern mereka harus pontang-panting menjaga gawang agar tidak mudah dibobol. “Ini adalah final ketiga kami, tetapi kami sangat menderita. Pada akhirnya, kami kuat dan kami hidup dalam tekanan. Tidak menyerah, karena kami ingin menang,” tutur Zidane.
Jalan Madrid melaju hingga babak final tidaklah mudah. Mereka harus melewati hadangan tim-tim papan atas Eropa, seperti Paris Saint-Germain dan Juventus. “Kami menghadapi sebuah tim raksasa, Juve sama, PSG juga,” paparnya.
Catatan spesial juga ditorehkan Madrid dan Zidane usai lolos. Jumlah penampilan Madrid di final adalah yang terbanyak di antara semua klub Eropa. Dari 15 penampilan sebelumnya di partai final, Madrid 12 kali menjadi juara. Mereka sedang berusaha memenangi titel ke-13 atau yang disebut La Decimotercera.
Sebagai pelatih, Zidane juga menorehkan catatan spesial. Zidane menjadi pelatih pertama yang mencapai tiga final Liga Champions secara beruntun sejak Marcello Lippi melakukan hal serupa bersama Juventus pada 1996-1998. Selain itu, di bawah arahan Zidane, Madrid tak pernah tersingkir di Liga Champions dan selalu lolos dalam sembilan duel di babak knockout. Bersama pelatih asal Prancis itu, Madrid menjadi juara pada 2016 dan 2017.
Sementara pelatih Bayern Jupp Heynckes mengaku kecewa dengan kegagalan ini. “Kami sangat kecewa karena kami membuat permainan luar biasa. Baru saja saya katakan juga kepada anak-anak saya belum pernah melihat Bayern bermain seperti ini dalam beberapa tahun terakhir,” terang Heynckes yang akan pensiun musim ini dan tak melatih klub manapun. (lbc)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.