Selasa, 18/12/2018
Selasa, 18/12/2018
MEMALUKAN: Pemain sepakbola wanita Afghanistan, harus mau disetubuhi kalau ingin masuk timnas negara mereka sendiri. (reuters )
Selasa, 18/12/2018
MEMALUKAN: Pemain sepakbola wanita Afghanistan, harus mau disetubuhi kalau ingin masuk timnas negara mereka sendiri. (reuters )
KABUL - Kasus pelecehan seksual mengguncang sepakbola Afghanistan. Pemain wanita yang ingin masuk skuat kabarnya harus membayar dengan hubungan badan. Kasus ini terbongkar setelah diberitakan oleh Guardian pada akhir November lalu.
Khalida Popal, mantan Kapten Tim Putri Afghanistan yang terusir dari negaranya dan kini menetap di Denmark, mengungkapkan pelecehan yang dialami para pemain. “Mereka (Federasi Sepakbola Afghanistan) mengirim dua pria sebagai perwakilan, yang satu adalah ‘Kepala Tim Wanita’ dan seorang ‘asisten pelatih’. Keduanya mem-bully dan melakukan kekerasan pada para pemain wanita, terutama yang datang dari Afghanistan karena mereka tahu wanita-wanita itu tak akan berani berbicara,” kata Popal.
Pelecehan tersebut terjadi pada Februari 2018, saat tim sepakbola wanita Afghanistan melakukan pemusatan latihan di Jordan. Saat itu tim terdiri dari perempuan yang datang dari Afghanistan dan mereka yang tinggal di luar negeri. “Hal itu terus berlangsung. Pria-pria ini memanggil pemain ke kamar mereka dan tidur dengan mereka. Staff AFF (Asosiasi Sepakbola Afghanistan) ini bilang kalau mereka akan bisa memasukkan perempuan-perempuan itu ke dalam tim dan juga akan memberi mereka uang 100 pound sterling (sekitar Rp 1,8 juta) sebulan jika mereka mau melakukan apapun. Mereka (staff AFF) melakukan pemaksaan pada perempuan-perempuan ini,” lanjut Popal.
Masih diungkapkan Popal, usai pemusatan latihan di Jordan ada sembilan yang tercoret dari timnas. Mereka didepak karena dikhawatirkan akan berbicara ke media atau membongkar kasus tersebut ke publik. Demi menutup mulut para pemain, AFF mengembuskan isu kalau para pemain itu adalah lesbian. “Karena beberapa dari mereka akan berbicara ke media, presiden (AFF) menyebut mereka lesbian untuk menutup mulut mereka. Supaya mereka tak berbicara soal pelecehan seksual di Jordan dan kekerasan yang dilakukan pelatih. Dia memukuli salah seorang pemain dengan tongkat biliar. Dia memukulinya dan menyebut si pemain sebagai lesbian dan ditendang dari federasi. Investigasi yang saya lakukan berlangsung setengah tahun. Dan ditemukan kekerasan fisik, kekerasan seksual, ancaman kematian, dan kasus perkosaan,” pungkas Popal. (dts)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.