Senin, 01/06/2020
Senin, 01/06/2020
Selebrasi Marcus Thuram usai mencetak gol sebagai bentuk protes terhadap kematian George Floyd. (dailymail),
Senin, 01/06/2020
Selebrasi Marcus Thuram usai mencetak gol sebagai bentuk protes terhadap kematian George Floyd. (dailymail),
KORANKALTIM.COM - Kematian pria kulit hitam George Floyd di Minneapolis, Minnesota, mendapat respons luar biasa di luar Amerika Serikat. Pada pekan ke-29 Bundesliga, ada empat pemain muda yang ikut protes terhadap kematian Floyd.
Dikutip dari AP, keempat pemain muda itu adalah winger Borussia Dortmund Jadon Sancho (20 tahun), bek kanan Dortmund Achraf Hakimi, striker Borussia Monchengladbach Marcus Thuram (22 tahun), dan gelandang asal Amerika Serikat Schalke 04 Weston McKennie (21 tahun) ikut melakukan protes di atas lapangan menuntut keadilan untuk George Floyd pada pertandingan Bundesliga Jerman, 30-31 Mei 2020 tadi.
Sancho dan Hakimi menunjukkan pesan 'Keadilan untuk George Floyd' yang ditulis di kaus dalam setelah mencetak gol. Hakimi juga merayakan gol dengan membuat gesture tangan terkekang.
"Hattrick profesional pertama. Momen yang pahit secara pribadi karena ada hal yang lebih penting terjadi di dunia saat ini yang harus kita atasi dan bantu untuk perubahan. Kita harus bersatu dan berjuang untuk keadilan. Kita harus lebih kuat bersama," tulis Sancho lewat Twitter usai melawan Paderborn.
Thuram meniru tindakan mantan pemain klub NFL San Francisco 49ers Colin Kaepernick yang berlutut saat laku kebangsaan Amerika Serikat sebagai bentuk protes terhadap kekerasan terhadap masyarakat kulit hitam oleh kepolisian. “Dia [Thuram] ingin memberi pesan. Dia membuat pesan melawan rasial, yang kami semua sangat mendukungnya. Saya yakin semua pihak mendukung, semua orang memiliki pemikiran yang sama seperti dia," ujar pelatih Gladbach Marco Rose seperti diwartakan cnnindonesia.com.
Sementara itu McKennie menggunakan armband bertuliskan 'Keadilan untuk George Floyd' saat Schalke dikalahkan Werder Bremen 0-1. Pihak Schalke menyatakan dukungan untuk McKennie. "Kami harus membela apa yang kita yakini, dan saya yakin sudah saatnya kita didengar," tulis McKennie melalui Twitter.
Floyd meninggal pada 25 Mei lalu di Minneapolis setelah polisi bernama Derek Chauvin menekan lehernya menggunakan lutut. Floyd ditangkap karena dugaan belanja menggunakan uang palsu. Buntut kematian Floyd, aksi protes terjadi di sebagian besar wilayah Amerika Serikat. Aksi protes itu juga diwarnai perusakan dan penjarahan di sejumlah kota seperti di Minneapolis, St Paul, hingga Atlanta. (*)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.