Sabtu, 21/09/2019

Guru Harus Mengubah Cara Mengajar

Sabtu, 21/09/2019

Ilustrasi mengajar ( Foto: NET)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Guru Harus Mengubah Cara Mengajar

Sabtu, 21/09/2019

logo

Ilustrasi mengajar ( Foto: NET)

KORANKALTIM.COM, JAKARTA -- Kemajuan zaman menuntut penyesuaian dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk dalam hal penyelenggaraan pendidikan. Pemanfaatan teknologi canggih menjadi hal yang harus dilakukan.

Menyikapi hal ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), melalui 7 Southeast Asia Minister of Education (SEAMEO) Center di Indonesia menyelenggarakan konferensi internasional tentang Pemanfaatan Kecerdasan Buatan Dalam Kebijakan dan Praktik Pendidikan untuk Asia Tenggara. 

Di dalam kesempatan tersebut, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Kemendikbud, Totok Suprayitno mengatakan guru harus kreatif agar tidak digantikan oleh kecerdasan buatan atau AI.

"Guru harus mengubah cara mengajar. Apabila kita mengajar apa adanya seperti apa yang tertulis di buku ajar saja, maka mudah digantikan oleh teknologi. Namun jika guru mendengarkan nasihat Ki Hajar Dewantara, bahwa hakikat pendidikan adalah mengembangkan karakter, pikiran, dan jasmani siswa, maka guru tersebut tidak akan tergantikan oleh kecerdasan buatan," kata Totok, Kamis (19/9), dilansir dari republika.co.id.

Ia menjelaskan, saat ini tengah dikembangkan secara serius di berbagai penjuru dunia penggunaan kecerdasan buatan atau biasa disebut artificial intelligence (AI). Di dalam sistem pendidikan, diharapkan teknologi ini akan memperbaiki kualitas dan akses pendidikan dalam banyak hal, seperti mewujudkan pembelajaran yang lebih efektif dan personal.

Ia melanjutkan, kecerdasan buatan mungkin bisa memberikan ilmu pengetahuan pada siswa, tetapi mengembangkan karakter tidak bisa dilakukannya. "Itu adalah pekerjaan guru. Bagaimana menginspirasi, memotivasi, membuat siswa menjadi pelajar yang baik," kata Totok.

Masalah terbesar dalam sistem pendidikan Indonesia, lanjut Totok, yaitu kualitas hasil belajar. Kualitas hasil belajar ini dipengaruhi oleh cara penilaian.(*)

Guru Harus Mengubah Cara Mengajar

Sabtu, 21/09/2019

Ilustrasi mengajar ( Foto: NET)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.